Sabtu, 16 April 2011

Struktur Komunitas, Suksesi dan Biogeografi Pulau

Struktur Komunitas, Suksesi dan Biogeografi Pulau
A. Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki
derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
B. Nama Komunitas
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut.
Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat
menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama
komunitas dapat berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga
berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah
tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan
tropik.
C. Macam-macam Komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua
bagian yaitu:
1. Komunitas akuatik
Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam
2. Komunitas terestrial
Yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di
padang pasir, dll.
D. Struktur Komunitas
Karakter komunitas:
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapaxsitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di
dalam suatu habitat.
Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau
persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah
yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan
memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut
konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih
mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Struktur komunitas dibedakan menjadi:
1) Struktur fisik
Struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut diamati
2) Struktur biologi
Struktur biologi komunitas meliputi komposisi spesies, kelimpahan individu dalam
spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu
komunitas. Struktur biologi dalam komunitas sebagian tergantung pada struktur fisik
komunitas.
Pengertian Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada
suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan sebagai
perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika habitat berubah,
spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap di tempat itu, dan spesies
yang lama akan menghilang.
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks.
Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya
homeostasis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan
kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara
keseluruhan.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan
komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat
terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat
berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara,
timah, dan minyak bumi).
Tahapannya sebagai berikut:
1. Akibat letusan gunung berapi yang memusnahkan semua kehidupan di permukaan
tanah.
2. Kolonisasi Awal : Spora lumut, biji tumbuhan atau bakteri autrotrof sebagai organisme
fotosintesis pertama yang muncul akibat terbawa oleh angin dan tertanam di daerah
tersebut.
3. Pertumbuhan pioner : Benih-benih yang tumbuh di lahan kosong tumbuh dan
berkembang biak. Jenis organisme yang datang pertama dan menjadi penghuni pemula
di lahan kosong sebagai pioner. Tumbuhan pioner akan membentuk koloni-koloni.
4. Invasi : Selama proses kolonisasai di tempat yang baru anak-anak dari organisme
pioner yang adaptasinya paling baik terhadap lingkungan mampu bertahan dan terus
menyebar atau mengadakan invasi secara luas.
5. Stabilisasi : Habitat dan ekosistem yang baru terbentuk terus mengalami perubahan,
baik dalam hal kondisi lingkungan fisik maupun komponen biotik yang menghuninya.
Perubahan akan terus terjadi sampai ekosistem mencapai keaadan yang stabil.
6. Klimaks : Hubungan antara jenis-jenis organisme yang dominan pada komunitas
klimaks dengan habitat atau lingkungannya sudah sangat harmonis, dan komunitas
klimaks ini bersifat stabil atau tudak berubah selama kondisi iklim dan keaadaan
fisiografisnya tetap sama.
Gambar: Formasi tanah adalah langkah terpenting dalam suksesi primer.
Ketika tanah belum terbentuk, maka daerah ini tidak mampu untuk menyokong vegetasi yang
banyak, modifikasi dari lingkungan yang keras. Proses ini bermula ketika tanah terbentuk,
hingga terbentuknya komunitas puncak.
Sumber : Biologi Life on Earth With Physiology, 2008
Salah satu contoh peristiwa suksesi primer yang terjadi adalah pada Gunung Kilauaea, Hawaii
yang meletus pada tahun 1983, dimana terjadi muntahan larva dan mematikan seluruh
ekosistem yang ada di sekitarnya. Setelah beberapa tahun muncul tumbuhan pioner. Seperti
yang tampak pada gambar berikut:
Gambar : Peteridhophyta sebagai pioner di Gunung Kilauaea, Hawaii yang sebelumnya
meletus dan menghancurkan vegetasi yang ada.
Sumber : Biologi Life on Earth With Physiology, 2008
b. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi
atau aktivitas manusia.
Gambar : Suksesi sekunder, yang dimulai suatu lahan kosong menunjukkan perubahan
kumpulan tanaman. Tanaman tahunan digantikan rumput dan herba pariental lainnya,
kemudian diganti semak, yang diganti oleh pohon.
Sumber : Biologi Life on Earth With Physiology, 2008
Pada musim kemarau tahun 1997, terjadi kebakaran di hutan Kalimantan, ratusan hektar,
semak dan perdu terbakar. Banyak hewan mati karena asap dan api. Beberapa hewan lain
pindah ke luar hutan. Abu tumbuhan dan hewan yang terbakar menyediakan nutrisi bagi
kecambah atau tunas tumbuhan. Tumbuhan baru akan tumbuh di daerah tersebut dan populasi
hewan akan kembali lagi. Hewan tersebut akan memberi senyawa organik untuk tanah
sehingga banyak tumbuhan lain akan hidup di daerah tersebut.
Gambar :Suksesi sekunder yang terjadi setelah kebakaran hutan
Yellowstone, Wyoming tahun 1980
Sumber : Biologi Life on Earth With Physiology, 2008
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami
atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir,
kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan
yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah.
Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks. Misalnya, jika
proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti
(klimaks) pada tahap komunitas rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah,
maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di
daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan
tropic.
Lalu proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada
daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Coba kalian
bandingkan kejadian suksesi pada daerah yang ekstrim (misalnya di puncak gunung atau
daerah yang sangat kering). Pada daerah tersebut proses suksesi dapat mencapai ribuan tahun.
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar benih.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam
dan benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk
6. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan
rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa
oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks.
Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :
1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
3. xeroser yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun.
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya
bercirikan spesies yang dominant. Berdasarkan pengaruh musim terhadap bentuknya
komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut :
1. Hipotesis monoklimaks menyatakan bahwa pada daerah musim tertentu hanya terdapat
satu komunitas klimaks
2. Hipoteis poliklimaks mengemukakan bahwa komunitas klimaks dipengaruhi oleh
berbagai faktor abiotik yang salah satunya mungkin dominan.
E. Interaksi
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan
selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu
populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
a) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya : antara capung dan sapi.
b) Predasi adalah hubungan antara: mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat
erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi
sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang,
rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya
sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia,
Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d) Komensalisme adalah merupakan hubunganantaraØ dua organisme yang berbeda spesies
dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
e) Mutualisme adalah hubungan antara dua organismeØ yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil
akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung
atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai
berikut.
a) Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat
yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang
bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
b) Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan
yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan.
Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah
disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan
gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan
dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran
nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi
juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada
daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan
ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan
mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
BIOGEOGRAFI PULAU
Pengertian
Biogeografi adalah studi tentang penyebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi.
Menurut studi biogeografi, suatu pulau juga dapat dikatakan suatu daerah yang dibatasi oleh
daerah lain yang tidak berhubungan, misalnya danau dan gunung dapat dikatakan sebagai
pulau.
pulau adalah daratan yang dikelilingi oleh air.
Karakteristik pulau:
1. pulau yang lebih kecil dihuni oleh makhluk hidup yang lebih sedikit jika dibandingkan
dengan pulau yang besar.
2. pulau yang dekat dengan pulau yang besar mempunyai karakteristik yang hampir
sama.
Macam-macam pulau:
1. Pulau kontinenal, yaitu pula yang terpisah dari benua dengan ciri-ciri kehidupan serupa
dengan benua.
2. Pulau oseanik, yaitu pulau yang terbentuk dari proses geologi, biasanya berukuran
kecil, seringkali letaknya jauh dari daratan utama.
3. Atol, yaitu pulau yang terbentuk dari binatang Karang yang telah mati
4. pulau purba, yaitu pulau yang terpisah dari daratan utama lebih dari 100 juta tahun
yang lalu serta tingkat endemisme tinggi. Contoh: pulau Madagaskar, Kep. Selandia
Baru, pulau Mentawai.
Teori Biogeografi Pulau
Mengatakan bahwa pulau2 kecil dan jauh mendukung lebih sedikit spesies (jenis) daripada
pulau2 besar yang dekat dengan daratan utama.
Penghunian pulau akan merupakan kesetimbangan dari dua hal :
1. kolonisasi pulau oleh spesies imigran. Tingkat kolonisasi akan tinggi bila pulau terletak
dekat daratan utama.
2. punahnya spesies di pulau itu. Tingkat kepunahan akan lebih besar di pulau yang jauh dan
kecil karena populasinya terbatas sehingga sekali kena penyakit yang pandemik peluang
kepunahannya besar. Maka, pulau besar dan dekat akan semakin kaya jenis, pulau kecil
dan jauh akan semakin miskin jenis
Dua prediksi utama Biogeografi Pulau adalah:
1. Pulau-pulau dekat dengan daerah sumber harus memiliki jumlah spesies lebih tinggi dari
pulau-pulau yang lebih jauh dari daerah sumber untuk daerah pulau-pulau yang setara.
2. Pulau-pulau besar seharusnya memiliki lebih banyak spesies dari pulau-pulau pulaupulau
kecil yang terletak di jarak yang sama dari daerah sumber.
Sumber
• http://www.mail-archive.com/iagi- net@iagi.or.id/msg21812.html
• http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor- Pendamping/Praweda/Biologi/0027%20Bio
%201-6b.htm
• http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi

BERAT BADAN RELATIF

TUGAS ILMU GIZI

Pertanyaan:
1) Berat badan relatif
2) Harris Benedict Formula
3) Faktor aktivitas dan cidera


A. Berat Badan Relatif (BBR)
Rumusnya : Berat Badan (dalam Kg) dibagi Tinggi Badan (dalam cm) yang dikurangi 100 yang kemudian dikalikan 100%.
BBR = BB : (TB-100) x 100%

Penilaian berdasarkan berat badan relatif :
• kurus (underweight) bila <90% - normal (ideal) bila 90 - 110% - gemuk (overweight) bila >110%.
• obesitas bila >120%
• obesitas ringan bila 120 - 130%
• obesitas sedang bila 130 - 140%
• obesitas berat bila 140 - 200%
• obesitas Morbid bila 200%
Misal:
Berat badan saya adalah 40 kg dan tinggi badan saya 148 cm,
maka didapat 40 / (148 -100) = 40 / 48 = 0,8333 X 100% = 83, 3%
(83,3 % < 90% berarti saya memang termasuk kriteria kurus) B. Harris Benedict Formula Menurut Rumus Harris Benedict caranya adalah: 1. Anda harus tau berat badan dan tinggi badan Anda, dan Umur Anda 2. setelah itu masukkan ke dalam rumus berikut: Wanita= 655,1 + (9,56 x berat badan dalam Kg) + (1,85 x tinggi badan dalam centimeter) - (4,6 x Umur) Adapun untuk menentukan kebutuhan kalori total harian Anda, Anda kalikan BMR dengan faktor aktivitas yang sesuai, sebagai berikut: 1. Jika Anda menetap (olahraga ringan atau tidak): Kalori-Perhitungan = BMR x 1.2 2. Jika Anda ringan aktif (latihan ringan / olahraga 1-3 hari / minggu): Kalori-Perhitungan = BMR x 1,375 3. Jika Anda moderatetely aktif (senam ringan / olahraga 3-5 hari / minggu): Kalori-Perhitungan = BMR x 1,55 4. Jika Anda sangat aktif (latihan keras / olahraga 6-7 hari seminggu): Kalori-Perhitungan = BMR x 1,725 5. Jika Anda ekstra aktif (latihan yang sangat keras / olahraga & pekerjaan fisik atau 2x pelatihan): Kalori-Perhitungan = BMR x 1.9 Jumlah Kalori Kebutuhan Contoh Jika Anda menetap, kalikan BMR Anda (1745) sebesar 1,2 = 2094. Ini adalah jumlah total kalori yang Anda butuhkan untuk menjaga berat badan Anda saat ini. Setelah Anda mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan untuk menjaga berat badan Anda, Anda dapat dengan mudah menghitung jumlah kalori yang Anda butuhkan untuk makan dalam rangka untuk mendapatkan atau menurunkan berat badan: - kalori asupan menambah berat badan - asupan kalori untuk menurunkan berat badan BMR Basal Metabolic Rate ( BMR ) adalah kebutuhan kalori minimum yang dibutuhkan seseorang hanya untuk sekedar mempertahankan hidup, dengan asumsi bahwa orang tersebut dalam keadaan istirahat total, tidak melakukan aktivitas . Menurut, Harris-Benedict, BMR setiap orang dapat dihitung berdasarkan jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan umur seseorang. Artinya dengan BMR yang tercapai seseorang dapat mempertahankan bentuk tubuh pada saat ini. C. Faktor aktivitas dan cidera Setelah itu hasil dari rumus itu di kalikan dengan faktor aktivitas (1,2; 1,3; 1,4; 1,5, dst). Setelah dikalikan dengan ini maka dapatlah energy dalam sehari untuk Anda. 1. Penjabaran faktor aktivitas: 1,2 = untuk seseorang yang tirah baring, duduk terus dalam sehari 1,4 = untuk seseorang yang melakukan pekerjaan hanya untuk menulis dan mengetik 1,5 = untuk seseorangyang melakukan menyapu, menjahit, mencuci piring, menghias ruangan 1,7 = aktivitas sehari adalah sekolah, kuliah, kerja kantor 1,8 = mencangkul, menyabit rumput 2,1 = menggergaji pohon dengan gergaji tanga, ini dilakukan seharian full 2,3 = bila seseorang melakukan pendakian gunung, menarik becak. Dalam perhitungan rumus lanjutannya, Harris-Benedict, mengembangkan rumus penghitungan Kebutuhan Kalori Harian (TDEE = Total Daily Energy Expenditure) dengan Activity Multiplier yaitu bilangan-bilangan pengali yang digunakan untuk mencari total energi yang dihabiskan dalam sehari bergantung pada tingkat aktivitas. Activity Multiplier TDEE Jenis Kegiatan Sedentary (Tanpa Kegiatan) Yaitu aktifitas hampir tanpa kegiatan : tirah baring, pekerjaan yang tidak menuntut aktifitas berlebih BMR X 1.2 Tirah baring pada orang sakit, pekerjaan kantor : duduk Lightly active (Kegiatan Ringan) BMR × 1.375 Kegiatan dengan penambahan aktifitas latihan ringan /olahraga 1-3 hari/minggu Moderate Active (Kegiatan Sedang) BMR × 1.55 Kegiatan dengan penambahan aktifitas latihan sedang/olahraga 3-5 hari/minggu Very active (Kegiatan Berat) BMR × 1.725 Kegiatan dengan penambahan aktifitas latihan keras/olahraga 6-7 hari/minggu Extra active (Kegiatan Sangat Berat) BMR × 1.9 Kegiatan dengan penambahan aktifitas latihan keras harian/olahraga & bekerja atau 2 kali per hari: latihan seperti lari marathon Dengan mengetahui BMR dan perkiraan kegiatan harian anda, anda dapat menghitung kalori harian anda. Artinya : keinginan anda untuk mempertahankan bentuk tubuh seperti yang sekarang, “menyusut” atau “mengembang” dapat ditentukan dari sekarang dengan menghitung kebutuhan kalori harian anda. Faktor Cedera Secara keseluruhan, respon fisiologis terhadap trauma merupakan peningkatan proses biokimia dan metabolik normal, sehingga biasanya terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi yang cukup besar. Bila tidak mendapat dukungan nutrisi yang adekuat, pasien akan banyak kehilangan berat badan dan terjadi komplikasi yang seringkali fatal. Tujuan utama terapi dukungan nutrisi adalah menjaga agar penurunan berat badan seminimal mungkin dengan harapan dapat mencegah komplikasi dan mengurangi morbiditas maupun mortalitas. Kebutuhan nutrisi dan energi Kebutuhan energi / kalori total sehari dapat dihitung dari penjumlahan kebutuhan kalori basal (BMR), faktor stress, aktivitas fisik dan spesific dynamic action (SDA). KK = KKB + FS + AF + SDA KK = Kebutuhan kalori total KKB = Kebutuhan kalori basal FS = Faktor stress AF = Aktivitas fisik SDA = Spesific dynamic action Kebutuhan kalori basal didapat dengan penghitungan BMR berdasarkan persamaan Harris-Benedict. Faktor stress dinilai berdasarkan penilaian status gizi dan status metabolik. Untuk memudahkan, faktor stress dikategorikan dalam : • Derajat stress ringan 10-30% • Derajat stress sedang 31-50% • Derajat stress berat ³ 51% Trauma digolongkan ke dalam stress sedang, sehingga besarnya faktor stress untuk trauma adalah 31-50%. Faktor stress trauma multipel adalah 50%. Aktivitas fisik : bila pasien harus di tempat tidur, aktivitas fisik 10%; sedangkan bila tidak di tempat tidur, aktivitas fisik adalah 20%. SDA dari makanan tergantung jenis makanan yang diberikan. SDA nutrisi parenteral adalah 0% sedangkan SDA untuk formula enteral dan makanan peroral kira-kira 10-20%. Dasar penentuan kebutuhan nutrisi Kebutuhan energi dipengaruhi oleh maturitas, derajat stres, adanya sepsis atau kondisi kritis. Besarnya energi yang diperlukan dihitung berdasarkan BB ideal menurut TB. Pada bayi prematur memerlukan 150 kalori per kg BB, sedangkan bayi dengan BB normal memerlukan 100-120 kalori per kg BB. Kebutuhan energi akan meningkat ataupun menurun tergantung pada faktor aktifitas, komposisi tubuh dan stadium penyakit. Komponen energi ekspenditur harian pada anak adalah: metabolisme basal, aktivitas fisik, energi untuk pertumbuhan, efek termik dari makan, termoregulasi, kehilangan (feses). Perkiraan perhitungan Resting Energy Expenditure (REE) adalah berdasarkan jenis kelamin, BB, TB, dan umur. Selanjutnya ditambahkan faktor koreksi (pertumbuhan, stres operasi, aktifitas dsb). Beberapa cara penghitungan REE Harris Benedict BMR Laki-laki :6.47+13.75BB+5.0TB-6.76U Perempuan :655.1+9.65BB+1.85TB-4.68U WHO REE Laki-laki 0-3 tahun : 60.9BB-54 3-10 tahun : 22.7BB+495 Perempuan 0-3 tahun : 61BB-51 3-10 tahun : 22.5BB+499 Altman & Dittmer REE Laki-laki berumur 3-16 tahun :19.56BB+506.16 Perempuan berumur 3-16 tahun :18.67BB+578.64 Maffeis REE Laki-laki berumur 6-10 tahun :1287+28,6BB+23.6H-69.1A Perempuan berumur 6-10 tahun :1552+35.8BB+15.6H-36.3A REE ditentukan sesuai umur sebagai berikut: Umur (tahun) REE (kkal/kgBB/hari) 0 – 1 55 1 – 3 57 4 –6 48 7 –10 40 11-14 (Laki/Perempuan) 32/28 15-18 (Laki/Perempuan) 27/25 0 – 1 55 Faktor-faktor penambahan pada REE: Faktor perkalian Pemeliharaan 0.2 Aktifitas 0.1-0.25 Demam 0.13/per derajat > 38ºC
Trauma sederhana 0.2
Luka multipel 0.4
Terbakar 0.5-1
Sepsis 0.4
Pertumbuhan 0.5

Rumus kebutuhan energi:
Total Factor = Pemeliharaan + Activitas + Demam + Trauma sederhana + Luka Multipel + Terbakar + Pertumbuhan

Pemberian kalori yang memadai akan memberikan pertumbuhan bayi/anak yang memadai. Protein diberikan secara bertahap. Pada pemberian awal, sebaiknya diberikan protein 1,2-1,5 g/kgBB/hari. Pemberian mikronutrien terindikasi bila anak hanya mendapatkan volume makanan dalam jumlah yang sedikit.

LAPORAN PRIKEHIDUPAN MARKISA

LAPORAN
PENELITIAN TERHADAP PRIKEHIDUPAN TANAMAN MARKISA
(Passiflora quadrangularis)
Diajukan untuk memenuhi tugas Tumbuhan Vaskuler
Di susun Oleh :
SITI IDA WIDIAWATI
070663
IV – B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2008
LAPORAN
PENELITIAN TERHADAP PRIKEHIDUPAN TANAMAN MARKISA
(Passiflora quadrangularis)
Diajukan untuk memenuhi tugas Tumbuhan Vaskuler
Di susun Oleh :
SITI IDA WIDIAWATI
070663
IV – B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, yang
telah memberikan kemudahan dalam menyusun buku pocket yang berjudul “PERIKEHIDUPAN
TANAMAN MARKISA” yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Tumbuhan Vaskuler
yang harus dikumpulkan minimal seminggu sebelum UAS dilaksanakan, dengan waktu pengamatan
yang dibatasi yaitu selama satu bulan pengamatan.
Penulis merasa awalnya ini merupakan beban, bukan atas kesadaran sendiri, merasa
terpaksa karena ini merupakan tugas, namun akhirnya penulis menyadari manfaat dibalik
pengamatan ini, ternyata semua ini melatih kita untuk bersabar melatih kita untuk menjadi seorang
peneliti/pengamat terhadap gejala-gejala alam (sunatullah), dan memotivasi kita untuk terus mecoba
menjadi seorang peneliti pemuda. Selain itu juga, laporan ini menjelaskan tentang tanaman markisa,
dimulai dari asal daerah sampai pada hama dan penyakit yang ada pada tanaman markisa tersebut.
Proses penyusunan buku pocket ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ayah, Ibu, kakak, dan adik yang membantu baik berupa materil, moril, maupun
dukungannya.
2. Ibu Evi Amelia M.Si dan Ibu Siti Romlah S.Pd selaku dosen matakuliah ini yang telah
membimbing penulis buku ini.
3. Teman – teman yang memberi bantuan mencari sumber – sumber informasi dan referensi
mengenai tanaman markisa.
4. Perpustakaan dan layanan elektronik yang menyediakan sumber sebagai bahan referensi.
Tegur sapa penulis terima dengan tangan terbuka, karena penulis menyadari sangat
banyak sekali sekurang-kurangnya dan kekeliruan didalam penyusunannya. Akhirnya semoga buku
ini bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa dan khalayak yang berminat membacanya.
Serang, 05 juni 2009
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 MENGENAL MARKISA
1.1.1 Negara Asal Tanaman Passiflora
1.1.2 Markisa di Indonesia
1.2 KHASIAT BUAH MARKISA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KARAKTERISTIK TANAMAN MARKISA
2.1.1 Nama Tanaman
2.1.2 Ciri-ciri Morfologi
2.2 SYARAT TUMBUH TANAMAN MARKISA
2.2.1 Iklim
2.2.2 Tanah dan Lokasinya
2.3 TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
2.3.1 Perbanyakan dengan Biji
2.3.1 Perbanyakan dengan Grafting
2.4 KANDUNGAN KIMIA
2.5 KEGUNAAN
2.6 HAMA DAN PENYAKIT
BAB III PROSEDUR KERJA
3.1 Waktu Pengamatan
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Cara Kerja
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Perubahan – perubahan yang Terjadi Selama Pertumbuhan
4.1.2 Tabel Pertambahan Tinggi
4.1.3 Grafik Pertumbuhan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perlakuan Biji
4.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
BAB V KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 MENGENAL MARKISA
1.3.1 Negara Asal Tanaman Passiflora
Tanah air jenis tanaman Passiflora yang buahnya dapat dimakan, adalah Amerika
Selatan. Siuh misalnya banyak ditemukan di negara Brazilia, Argentina, dan Paraguay, yang
beriklim subtropis dan daratan tinggi yang tropis.
Konyal berasal dari negara antara Mexiko Tengah dan Venezuela, Peru Tengah, dan
Bolivia Barat di tempat-tempat yang ketinggiannya antara 1.000 dan 3.000 meter di atas
permukaan air laut.
Markisa, Passiflora quadrangularis, negara asalnya adalah diseluruh Tropis Amerika
di tempat-tempat dengan ketinggian dengan daratan rendah hingga 2.500 meter di atas
permukaan air laut.
Di USA dikenal tanaman Passiflora yang merupakan penduduk asli, tumbuh sebagai
gulma seperti Passiflora futida. Nama daerahnya ialah Maypop, apricot vine atau wild passion
flower, sedangkan nama latinnya ialah Passiflora incarnata L. Jenis ini dikenal sebagai tanaman
yang mengandung bahan untuk pengobatan penyakit tertentu.
Jenis lainnya, yang sebenarnya perlu dikembangkan di dataran rendah Indonesia ialah
Passiflora Edulis f. Flavircapa. Negara asalnya ialah Australia dan pernah ditanam di kebun
percobaan pasar Minggu sebelum perang. Jenis ini yang lebih dikenal dengan nama the yellow
passion fruit, dikembang di kepulauan Hawaii dengan hasil yang baik. ( Rusmunandar, 1986 : 4-
5 )
1.3.2 Markisa di Indonesia
Sebelum perang dunia II usai, di Jawa Barat telah dikenal sejenis buah yang bernama
buah siuh atau buah nagri, buah konyal, dan buah markisa. Siuh dan konyal banyak ditanam di
daratan tinggi. Buah siuh dan konyal merupakan hasil dari daratan tinggi yang bertambah hari
bertambah digemari.
Kini buah siuh telah meningkat pamornya karena sudah menjadi bahan baku untuk
industri sari buah dan sirup. Daerah agro-industri ini letaknya di Sumatera Utara (Medan), dan
Ujung Pandang.
Markisa merupakan tanaman khas Sulawesi Selatan yang telah popular hingga ke
mancanegara. Buahnya mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan untuk kesehatan.
Di Sulawesi Selatan terdapat 25.399 ha lahan yang potensial untuk pengembangan
markisa, namun baru 4.411 ha yang ditanami dengan produksi 34.226 ton. Upaya untuk
meningkatkan produktifitas markisa terus dilakukan untuk menyediakan bahan baku bagi
industri pengolahan markisa yang terus meningkat setiap tahun.
1.4 KHASIAT BUAH MARKISA
Daun markisa berkhasiat sebagai peluruh air seni dan penyembuh kencing nanah,
sedangkan buah penenang.
Untuk meluruhkan air seni, gunakan 10 gr daun segar. Daun dicuci, direbus dengan 2
gelas air selama 25 menit, dan setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum 2 kali yaitu pagi
dan sore hari. ( Hermani, 2006 : 47 )
Pulpa buah markisa dapat dijadikan jem, agar-agar, perasa ataupun campuran pada
yoghurt dan eskrim. Jus buah markisa juga merupakan sumber pro-vitamin A, niacin, riboflavin
dan vitamin C. Selain itu juga dapat dijadikan untuk minuman sirup, kek, roti dan susu. Kulit
buah markisa dapat dijadikan makanan ternakan. Daging buahnya dimakan segar atau dibuat
salad, es krim, selai atau sari buah.
Sari buah Passiflora dinyatakan mengandung zat pasflorine, yang berkhasiat
menenangkan urat saraf. Sedangkan pada bunga Passiflora incarnata menurut penelitian
mengandung beberapa jenis gugusan kimia dalam bentuk alkaloidas dan flavonoidas yang
menenangkan syaraf, dan mempunyai efek mengurangi rasa sakit, meningkatkan keringat,
menghilangkan penyakit tidak bisa tidur (insomia), sakit kepala, dan lain – lain penyakit akibat
dari gangguan urat saraf. ( Rusmunandar, 1986 : 26 )
Tanaman markisa telah dikembangkan di beberapa propinsi terutama di Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sulawesi Selatan.
Khasiat Buah Markisa antara lain : menangkal kanker, mengatasi insomnia, mengatasi batuk,
anti alergi, menenangkan anak hiperaktif, melancarkan ASI, menjaga kecantikan wajah,
menurunkan kolesterol, memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan,
melancarkan peredaran darah, anti peradangan, penurun panas (anti piretik), mencegah
hipertensi, penghilang nyeri (analgesik), antiseptik, penghilang kerut pada wajah, menjaga
kebugaran tubuh, dan antibodi. (http://markisaslemanorganik.com/index.php)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KARAKTERISTIK TANAMAN MARKISA
2.1.1 Nama Tanaman
Taksonomi tanaman markisa
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Parietales
Familia : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora edulis
Di Indonesia dikenal 4 jenis tanaman Passiflora, yaitu:
a. Passiflora quadrangularis dengan daerah markisa atau markusa di Jawa Barat,
marksa di Jawa Tengah/ Jawa Timur, dan Balewa di Sumatra Utara.
b. Passiflora edulis, Di Jawa Barat dikenal sebagai buah siuh, dan di Sumatera Utara
sebagai buah markisa
c. Passiflora ligularis, di Jawa Barat namanya buah konyal.
d. Passiflora futida, yang tidak mempunyai arti ekonomi penting. Tanaman ini di Jawa
Tengah/ Timur namanya “ciplukan” dan di Jawa Barat “keceprek” atau “randa bolong”, di
Sumatera Utara diberi nama “sebubu”, di Lampung “remugak”.
Nama lain buah markisa di luar negeri adalah passion fruit, granadilla, purple
granadilla, yellow granadilla fruit atau meracuja. Jenis tanaman markisa yang dimaksud markisa
asam untuk industri yaitu markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims)
2.1.2 Ciri-ciri Morfologi
Tanaman Passiflora yang berada di luar negeri maupun
yang telah menetap di Indonesia, termasuk Famili
PASSIFLORACEAE. Famili ini terdiri atas 15 negara dan 500 spesies.
Setiap keluarga dari Passifloraceae merupakan tanaman herba yang batangnya
memanjat dengan bantuan sulur cabang yang ke luar dari ketiak daun. Diperkirakan terdapat
300 spesies, yang sebagian besar berasal dari daerah panas lembap dan Amerika.
Tanaman markisa berupa semak menjalar. Pada umumnya batang Passifloraceae dapat
memanjang hingga lebih dari 5 meter dan mengayu. Letak daunnya berselang-seling. Bunganya
sempurna berkelopak 5 helai, tajuk bunganya 5 helai. Berbenang sari 5 batang, berputik 3, bakal
buahnya beruang 1, berbiji banyak yang melekat pada 3 bingkai pada dinding buah bagian
dalam. Bijinya dibungkus oleh selaput yang berisikan cairan (sari buah) yang rasanya manis,
asam manis, hingga asam.
Batang semu, persegi, lunak, halus, pangkalnya membulat dan permukaan licin,
pertulangan daun menyirip. Tangkal bersegi panjang 2-6 cm. Bunga tunggal, bulat, berkelamin
2, terletak diketiak daun, tangkai bergerigi, panjang 3-4 cm, dan berwarna hijau. Benang sari
bertangkai, bentuk tabung, panjang kurang lebih 6 cm dan berwarna kuning. Sementara
mahkota bunga berbentuk lonjong permukaan beralur, dan berwarna ungu. Buah berbentuk
lonjong, panjang kurang lebih 20 cm, diameter kurang lebih 15 cm, dan berwarna hijau
keputihan. Biji berbentuk bulat pipih, panjang kurang lebih 0,3 cm, dan berwarna putih. Akar
tunggang berwarna putih kotor.
Bunga markisa ungu mekar menjelang fajar dan kemudian menutup pada siang hari
berikutnya. Bunga markisa kuning membuka siang hari dan menutup sore hari berikutnya.
Nektar diproduksi dibagian bawah tangkai sari. ( Sumeru, 2006 : 349 )
Gambar Bunga markisa
2.1.3 Beberapa Data Botani Passiflora
Dari 400 jenis keluarga Passiflora yang berada di negara asalnya, yang dapat dimakan
buahnya, hanya ada 4 jenis yaitu:
5. Passiflora edulis
Buah siuh
Dari jenis ini dua cultivar, ialah:
a. Passiflora edulis f. Edulis, di sini dikenal dengan nama “Siuh”.
Ciri – cirinya :
a) Hanya dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran tinggi 1.000 meter ke
atas di atas permukaan laut.
b) Batangnya halus terkulai, agak mengayu, hijau muda hingga tua warnanya, dapat
memanjat karena diperlengkapi dengan sulur-sulur cabang dan dapat mencapai panjang
25 meter lebih.
c) Bunganya tampak cukup indah, warnanya putih hingga agak violet pucat.
Persarian dapat berlangsung karena kunjungan serangga termasuk lebah madu, angin,
dan bantuan dari manusia. Dapat berbunga setiap waktu, namun musim bunga utama
ialah bulan Desember/ Januari dan Juni di Indonesia.
d) Buahnya berbentuk agak bulat lonjong seperti telur ayam, panjang 4-6 cm.
Kulitnya hijau muda tetapi sudah masak berubah warna menjadi violet (purper). Kulit
buahnya tipis, liat, tahan benturan dalam angkutan. Bagian dalamnya diliputi lapisan
(endocarp) yang putih warnanya. Endocarp ini mengandung banyak petcin. Bijinya
banyak, hitam warnanya, dibungkus dengan selaput penuh berisi sari buah (juice) yang
asam manis rasanya dan harum semerbak baunya.
e) Persarian Bunga Siuh. Bunga siuh membuka pada waktu fajar dan menutup pada
waktu sore setelah persarian. Sebaliknya buah siuh kuning (Passiflora eedulis f.
flavicarpa) membuka pada waktu sore dan menutup pada waktu petang. Persarian
bersilang dalam bunga siuh sering terjadi karena ulah serangga lebah dan sebagainya.
Siuh kuning untuk persariannya membutuhkan bantuan khusus dari lebah kayu
(kumbang Xylocopa sp.). Pada hakikatnya siuh dapat menghasilkan buah dengan
persarian sendiri (self-compatible).
f) Passiflora Eduls f. Edulis atau konyal yang hanya dapat tumbuh/ berbuah di
daratan tinggi membutuhkan tanah yang cerul (gembur), banyak mengandung humus,
dan tidak menyukai genangan air.
b. Passiflora edulis f. Flavircapa, yang banyak dikenal di Hawaii dan Australia.
adalah penghuni daratan rendah.
2. Passiflora ligularis
Buah konyal
Ciri – cirinya :
a) Passiflora ligularis atau konyal, bahasa Inggrisnya sweet granadila, berasal dari
daerah daratan tinggi Mexico dan Amerika Tengah yang tropis.
b) Batangnya yang bersegi empat tampak lebih halus dan kuat dari pada batang
siuh.
c) Daunnya lebar agak tebal, halus dan berbentuk lonjong meruncing. Panjang
hingga 20 cm.
d) Bentuk dan penampilan bunganya seperti bunga siuh, baunya harum kasturi.
Buahnya berbentuk bulat telur, berdiameter 7-8 cm, violet kelam warnanya bila masih
muda, dan orange sawo matang bila sudah masak.
e) Daging buahnya (pulpa) putih warnanya, manis rasanya dan aromatis, dapat
dimakan langsung bila sudah masak benar tanpa dikunyah-kunyah bijinya.
f) Konyal yang biasa ditanam di pekarangan, menjalar diatas pohon-pohonan, di
atas rumah atau para-para, tidak pernah/belum dijadikan bahan untuk membuat sari
buah/sirup.
g) Ekologinya tidak berbeda dengan buah siuh. Kulit buah konyal cukup teguh,
sehingga dapat bertahan baik dalam pengangkutan jarak jauh.
3. Passiflora quadrangularis
Ciri – cirinya :
a) Iklim daerah asalnya panas dan lembap.
b) Batangnya bersiku 4, bersirip, cukup tebal, dan memanjat.
c) Daunnya cukup lebar, permukaannya berlekuk-lekuk dengan tulang daunnya
yang cukup menonjol. Warnanya hijau tua dan mengkilau bagian atas, sedangkan bagian
bawah hijau pucat.
d) Bunganya berbentuk seperti bunga siuh, namun lebih besar, dan berdiameter 10-
12 cm. Persarian akan lebih baik bilamana dibantu oleh serangga, dan lebih baik lagi
bilamana dibantu pemiliknya.
e) Buahnya bulat lonjong berukuran hingga 30 x 15 cm. Dagingnya tebal hingga 4
cm, agak putih warnanya, banyak mengandung air, rasanya manis-manis hambar, bila
sudah masak.
f) Bijinya diliputi selaput yang berair (juice) yang agak masam rasanya. Buah yang
masih muda enak di sayur, sedangkan bila sudah masak, daging buah dilumatkan
dicampur dengan es dan sirup nikmat rasanya daging buah dicampur dengan daging
pepaya, nanas atau pisang, merupakan minuman yang tinggi nilai gizinya.
g) banyak ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, sedangkan buahnya bisa
dimakan.
2.2 SYARAT TUMBUH TANAMAN MARKISA
2.2.1 Iklim
Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, sehingga jika ditanam di Indonesia
harus di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 800 – 1.500 m dpl dengan curah
hujan minimal 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi antara 80 – 90%, suhu lingkungan antara
20 – 300 C, tidak banyak angin.Tanaman markisa asam menghendaki banyak air dengan curah
hujan 1500-2000 mm per tahun dan sinar matahari langsung.
2.2.2 Tanah dan Lokasinya
Kondisi tanah yang dikehendaki banyak mengandung bahan organik (subur) dan pH
5,5-6,5. Lokasi tempat bertanam sebaiknya terbuka, walaupun tanaman tahan naungan.
Tanaman tidak tahan terhadap kondisi lahan yang tergenang air
Untuk tanaman siuh dan konyal diperlukan tanah yang gembur, banyak mengandung
humus dan air hujan yang mudah terbuang. Air yang tergenang merupakan malapetaka bagi
tanaman tersebut. Jika tanah tersebut masam, maka perlu ditambahkan kapur pertanian
(dolomit). Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk tanaman markisa adalah dataran tinggi,
sehingga kondisi lahannya banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan lahan tidak lebih dari
15%, jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan tanaman.
2.3 TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
2.3.1 Perbanyakan dengan Biji
Tanaman markisa biasanya tumbuh dari biji. Untuk memperoleh bibit yang baik dari
biji, diperlukan buah yang matang dipohon dengan ciri-ciri kulit buah berwarna keungu-unguan
atau kira-kira 75 % ungu (jenis Passiflora edulis Sims), berwarna kekuning-kuningan atau kirakira
60 % kuning untuk jenis P. Flavicarva. Buah tersebut dipetik langsung dari pohon
kemudian disimpan selama satu atau dua minggu sampai buah berkerikut dan matang sempurna
sebelum bijinya dikeluarkan. Bila biji segera disemaikan, maka akan berkecambah selama 2-3
minggu. Bila lendir yang terletak pada biji dibersihkan dan disimpan akan menurunkan daya
kecambah.
Persemaian dapat dilakukan pada bak-bak pesemian atau bedengan, tergantung
kebutuhan. Bak semai dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Bedengan dengan lebar 1 m,
panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Media pesemaian dapat berupa campuran pasir /
sekam + pupuk kandang + tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pada media pesemaian dibuat
larikan - larikan kecil berjarak + 7-10 cm. Jarak semai di dalam larikan diusahakan tidak terlalu
rapat (3-4 cm). Tempat pesemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari sinar matahari
dan hujan yang berlebihan. Pada umur 4 minggu setelah semai, bibit dipindahkan kekantong
plastik hitam (polybag) berukuran 10 x 15 cm yang berisi media pupuk kandang dan tanah
dengan perbandingan 2 : 1. Pada tiap polibag ditanam 1 bibit. Bibit tersebut ditempatkan
ditempat teduh dan disiram setiap hari.
2.3.1 Perbanyakan dengan Grafting
Selain dengan biji, markisa juga dapat diperbanyak dengan cara, grafting (sambung),
atau stek. Bagian tanaman yang akan dijadikan stek baiknya diambil dari tanaman yang cukup
tua dan berkayu, ruasnya 3-4. Bibit dari stek yang berakar siap ditanam pada umur 90 hari.
Pengakaran stek dapat dipercepat dengan perlakuan hormon.
Penyambungan memegang peranan penting terutama dalam melestarikan spesiesspesies
hibrida dan mengurangi kerusakan karena serangan nematode dan penyakit dengan
menggunakan batang baeaw jenis markisa P. flavicarva.
(http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php)
2.4 KANDUNGAN KIMIA
Kandungan kimia dari daun, batang dan buah markisa adalah senyawa saponing dan
polifenol. Disamping itu, batang dan buah juga mengandung flavonoid. ( Hermani, 2006 : 47 )
Berikut ini susunan kimia jenis Passiflora :
Kadar
setiap 100
gr sari
buah
Passiflora
Edulis f.
edulis (siuh)
Edulis f.
flavicarpa
Ligularis
(Konyal)
quadrangularis
Air (%) 85,6 84,9 86 88
Nilai kalori 51 53 51 41
Protein (gr) 0,4 0,7 1,1 0,9
Lemak 0,1 0,2 0,1 0,2
Karbohidrat
(gr)
13,6 13,7 11,9 10,1
Abu (gr) 0,3 0,5 0,9 0,9
Kapur (mgr) 3,6 3,8 7 10
Besi (mgr) 0,2 0,4 0,8 0,6
Pospor
(mgr)
12,5 24,6 30 22
Vitamin A
(IU)
717 2410 - 70
Thiamin
(mgr)
Spora Spora - 0
Riboflavin
(mgr)
0,1 0,1 - -
Niacin
(mgr)
1,5 2,2 2,1 2,7
Vitamin C
(mgr)
30 20 20 20
2.5 KEGUNAAN
Sebelumnya sudah dipaparkan khasiat dari buah markisa tersebut. Selain itu juga
tanaman markisa mempunyai kegunaan dalam agrobisnis. Kulit dan biji yang merupakan hasil
sampingan dari pabrik pengolahan buah siuh, dapat diolah (dikeringkan dan dihaluskan)
menjadi makanan ternak yang bergizi. Selain itu juga, Bunga Passiflora dinyatakan merupakan
salah satu komponen untuk bahan penyedap bagi minuman yang mengandung alkohol, maupun
minuman ringan (soft drink), dan kue – kue.
Tanaman Passiflora Edulis f. Edulis atau siuh merupakan tanaman yang serba ganda.
Pembudidayaannya padat karya, dapat membangunkan argo-industri, meningkatkan hasil devisa
non-migas, makanan ternak dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
2.6 HAMA DAN PENYAKIT
Hama-hama yang menyerang tanaman markisa adalah kutu daun (Macrosiphum spp.),
hama pemakan daun (Dermatobes spp.), kutu bulu putih daun (Pseudocaccus spp.).
pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Bayrusil atau Diazinon 0,2%.
Penyakit yang sering dijumpai pada pertanaman markisa adalah penyakit bercak coklat
(Altenaria passiflorae); penyakit ini mengakibatkan kerusakan yang serius, sehingga daunnya
menguning dan berjatuhan, penyakit bercak (Diplodia spp.), embun jelaga (Capnodium spp.)
dan layu Fusarium (Fusarium spp.) ; dapat menyerang batang pokok dekat leher akar, sehingga
seluruh tanaman bisa mati. Pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45
0,2% atau Benlate. ( Hutagalung, 1996 : 11 )
Akar Passiflora dapat diserang Nematoda. Gejalanya tampak pertumbuhan tanaman
merana, daunnya kelihatan menguning. Pada daunnya dapat diserang sejenis tungau (Mijen),
yang sering tampak pada musim kemarau. Gejalanya daun tampak mengkilau keabua-abuan.
Sedangkan pada buah muda Passiflora dapat diserang tempayak lalat buah Dacus dorsalis.
Akibatnya, buah muda sering berjatuhan.
Penyakit lain yang sudah dilaporkan di Indfonesia hanya kapang hitam (dark mildew)
di Jawa da Irian Jaya yang disebabkan oleh jamur Schiffnerula mirabilis yang timbul pada
markisah sayur ( Passiflora quadrangularis).
Pada markisa terdapat penyakit yang dikenal sebagai “buah berkayu” (woodiness).
Penyakit ini tersebar luas di Australia, negara – negara Pasifik Selatan, Amerika Serikat, Kenya,
Afrika Selata, dan Inggris. Gejalanya tampak jelas pada musim dingin, terutama jika tanaman
berbunga dan berbuah lebat. Cuaca panas menyebabkan gejala tidak tampak. ( Haryono, 2000 :
507 )
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pada prikehidupan tanaman markisa yang dilakukan dimulai dari
penanaman biji sampai pada waktu yang dibatasi, yaitu selama sebulan (30 hari). Waktu
pelaksanaannya, pada tanggal 11 Maret – 8 April 2009 di pekarangan rumah.
Hasil pengamatannya berupa tabel dan grafik, dimana pada tabel memperlihatkan
perubahan – perubahan yang terjadi selama pertumbuhan dan pertambahan tinggi pada tanaman
markisa.
4.1.1 Tabel Perubahan – perubahan yang Terjadi Selama Pertumbuhan
Pada tabel ini menjelaskan perubahan – perubahan yang terjadi dimulai dari semaian
biji sampai waktu yang ditentukan, yaitu selama sebulan.
A. Tabel hasil pengamatan
No Tanggal pengamatan Keterangan
Pengamatan
1 11 Maret 2009 Mulai penanaman biji
2 24 Maret 2009 Mulai kecambah
3 26 Maret 2009 Mulai muncul
radikula, calon akar
4 27 Maret 2009 Mulai muncul daun
yang masih mauda, 2
lembar berhadapan
5 30 Maret 2009 Masih berdaun 2
berhadapan
6 7 April 2009 Mulai tumbuh daun
kecil di bagian atasnya
4.1.2 Tabel Pertambahan Tinggi
Pertambahan tinggi pada tanaman markisa terlihat ada perubahan dari hari ke hari
berikutnya ketika tanaman markisa ini mulai berkecambah.
B. Tabel hasil pengamatan
No Tanggal Pengamatan Tinggi (cm)
1 11 Maret 2009 0,0
2 24 Maret 2009 0,5
3 27 Maret 2009 ± 2
4 30 Maret 2009 ± 5
5 2 April 2009 6
6 4 April 2009 7
7 7 April 2009 8,5
8 8 April 2009 ± 9
4.1.3 Grafik Pertumbuhan
Pada grafik pertumbuhan dilihat dari pertambahan tinggi tanaman markisa selama
sebulan.
Grafik Pertumbuhan Tanaman Markisa Selama 1
bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11/03/2009
18/03/2009
25/03/2009
01/04/2009
08/04/2009
Tanggal pengamatan
tinggi tanaman (cm)
4.2 Pembahasan
Walaupum Passiflora dapat ditanam melalui stek batang, namun bibit yang berasal dari
penyemaian biji lebih banyak digemari. Hal ini dikarenakan penanaman markisa dengan biji,
akan menghasilkan tanaman markisa kuat dan perakarannya cukup dalam. Biji yang sehat
menentukan keberhasilan penanaman markisa terutama pada markisa asam. Biji markisa yang
masih mengandung daging buah direndam dalam air dan diremas sampai biji terpisah,
disemaikan pada bak semai plastik. Buah yang akan digunakan untuk benih, berwarna matang
penuh diambil dari pohon yang sehat. ( Hutagalung, 1996 : 6 )
Pada penelitian yang saya lakukan dalam penanaman markisa ini, yaitu bibit (biji)
yang berasal dari buah yang dipetik langsung dari pohon kemudian disimpan selama satu atau
dua minggu sampai buah berkerikut dan matang sempurna sebelum bijinya dikeluarkan.
Kemudian disemaikan langsung pada polybag kecil. Sehingga biji tersebut masih mengandung
daging buah dan tidak diremas terlebih dahulu agar biji terpisah dengan daging buahnya.
Walaupun bijinya tidak diremas terlebih dahulu agar terpisah biji dengan daging
buahnya, tetapi waktu tumbuh kecambah pada biji markisa ini sama, yaitu sekitar dua minggu
setelah penanaman biji. Hal ini, kemungkinan karena kondisi lingkungan yang mendukung,
diantaranya kondisi tanah yang selalu lembap dan terlindung dari cahaya matahari langsung.
Pertumbuhan pada tanaman markisa dimulai dari tumbuhnya kecambah pada minggu
kedua, dan pada hari berikutnya mulai tumbuh radikula atau calon akar. Kemudian muncul daun
muda berjumlah dua buah berhadapan. Tipe perkecambahan pada tanaman markisa ini adalah
perkecambahan epigeal, yaitu perkecambahan yang dicirikan oleh munculnya dikotiledon ke
permukaan tanah.
Perkembangan tanamanan ini dilihat dari pertambahan tinggi tanaman tersebut. Dari
tabel hasil pertambahan tinggi tanaman markisa, terlihat bahwa mulai tumbuh kecambah pada
minggu kedua dan pada hari – hari berikutnya tingginya hanya selisih beberapa centimeter saja
selama satu bulan.
Selama satu bulan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman markisa hanya terlihat
beberapa cm saja, yaitu sekitar 9cm. Hal ini terlihat bahwa, tanaman markisa merupakan
tanamana berkayu walaupun habitnya merambat atau memanjat.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanaman markisa (Passifloraceae) berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis.
2. Siuh misalnya banyak ditemukan di negara Brazilia, Argentina, dan Paraguay, yang beriklim
subtropis dan daratan tinggi yang tropis.
3. Konyal berasal dari negara antara Mexiko Tengah dan Venezuela, Peru Tengah, dan Bolivia
Barat.
4. Di Indonesia dikenal 4 jenis tanaman Passiflora, yaitu: Passiflora quadrangularis,
Passiflora edulis, Passiflora ligularis, dan Passiflora futida.
5. Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, dapat ditanam dengan ketinggian antara
800 – 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi
antara 80 – 90%, suhu lingkungan antara 20 – 300 C. Kondisi tanah yang gembur dan pH
sekitar 5,5 – 6,5.
6. Tanaman markisa biasanya tumbuh dari biji. Selain itu juga dapat diperbanyak dengan cara,
grafting (sambung) atau stek.
7. Penelitian yang dilakukan terhadap prikehidupan tanaman markisa, yaitu dimulai dari
penanaman biji, sampai pada pertumbuhan selama satu bulan. Dimulai dari tanggal 11 Maret
– 8 April 2009.
8. Penanaman dengan biji mulai tumbuh pada minggu kedua dan terjadi perubahan –
perubahan selama satu bulan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari munculnya kecambah,
munculnya daun pertama dan pertambahan tinggi tanaman markisa tersebut.
9. Selama satu bulan tanaman markisa hanya tumbuh sekitar 9 cm.
5.2 SARAN
Umumnya tanaman Markisa di ketahui sulit untuk hidup di dataran rendah dan panas
seperti di Pontianak. Tetapi dari literatur, ternyata di Kota Pontianak Markisa Ungu ( Passiflora
edulis ) bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat. Hal ini membuktikan bahwa, tanaman
markisa dapat dibudidayakan di Indonesia. Dari pemaparan yang telah dijelaskan tentang
tanaman markisa, markisa memiliki khasiat yang penting dalam kesehatan.
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat seharusnya menyadari untuk
membudidayakan tanaman markisa tersebut. Tanaman markisa dapat ditanam di halaman rumah
sendiri dan hasil panennya pun dapat dinikmati atau dikonsumsi sendiri. Tentu hal ini dapat
membantu menjaga kesehatan keluarga, karena vitamin C dalam dosis yang cukup berguna
untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit.
Selanjutnya jika petani telah terbiasa dengan tanaman Markisa, mereka bisa
menamamnya untuk tujuan komersial, apalagi jika ada industri yang menunjang, dalam hal ini
membeli buah Markisa produksi petani.
Bagi pengemar tanaman unik, Markisa pun dapat ditanam dan dimanfaatkan sebagai
pergola, karena sifat tanamannya yang merambat dan tumbuh dengan sulur sukur yang panjang
dan penuh daun, maka dapat ditanam sebagai tanaman rambatan di pergola, yang berfungsi
sebagai peneduh sekaligus menghasilkan buah yang kaya vitamin C, enak dan menyegarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumeru. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press
Hermani dan Mono. R. 2006. Tanaman Berkhasiat Anti Oksidan. Penebar swadaya: Jakarta.
Hutagalung, L, dkk. 1996. Petunjuk Teknis Teknologi Menunjang Agribisnis Markisa asam Di
sumatera Utara. Medan : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Gedong Johor.
Rusmunandar, 1986. Mengenal Tanaman Buah – buahan. Bandung : Sinar Baru
Semangun, Haryono. 2000. Penyakit – penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan ( Spermatophyta ). Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
http://markisaslemanorganik.com/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=42
pukul 15.35 WIB
http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s3_99/noridah.htm pukul. 14.45 WIB
http://iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=240 pukul. 15.15 WIB
http://markisaslemanorganik.com/index.php?option=com_content&task=view&id=21&Itemid=1
pukul 14.45 WIB
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=124%3Ateknologi-produksimarkisa&
catid=47%3Apanduanpetunjuk-teknis--brosur-&Itemid=53&showall=1 pukul. 14.50 WIB
http://markisaslemanorganik.com/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=42
pukul 15.15 WIB
LAMPIRAN
Biji markisa biji ditanam di kapas kecambah
Tgl 27 Maret 2009 tgl 30 Maret 2009 tgl 7 April 2009
Tgl 8 april 2009 tanaman markisa dewasa buah markisa

LAPORAN BIOSEL-KULAP EIJKMAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN
BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER
LEMBAGA EIJKMAN










Disusun oleh:
Selni Asih Rahayu 070614
Siti Ida Widiawati 070663
Siti Sri Nurpadillah 070665
Yurnalis 070677
VI-B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2010

PROFIL EIJKMAN

A. Sejarah Eijkman
Lembaga Biologi Molekul Eijkman (dikenal Lembaga Eijkman) merupakan lembaga riset negeri dengan misi untuk mengembangkan pengetahuan mendasar di bidang biologi molekular serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk pemahaman, pengenalan, pencegahan dan pengobatan penyakit pada manusia. Lembaga ini bertanggungjawab langsung kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi RI. Nama Eijkman diambil dari direktur pertama lembaga penelitian ini yakni Christiaan Eijkman, penemu pertama vitamin dan pernah meraih hadiah Nobel. Sejak 1992, lembaga ini dipimpin oleh Profesor Sangkot Marzuki sebagai Direktur.
Eijkman pertama kali didirikan oleh Cristian Eijkman pada tahun 1888. Lembaga penelitian Eijkman ini didirikan atas dasar penelitian penyakit-penyakit yang ada pada masa penjajahan. Kemudian para penjajah merusak dan menutup lembaga penelitian ini karena di duga lembaga penelitian ini membuat bom dan senjata nuklir lain untuk melawan dan memberontak para penjajah.
Profesor Eijkman mendirikan lembaga eijkman di dua tempat yaitu di indonesia dan di Belanda. Setelah lembaga eijkman diindonesia ditutup oleh para penjajah, kemuadian dibuka kembali oleh Bapak presiden Habibie pada tahun 1992, dan diresmikan kembali oleh presiden Soeharto pada tangga 19 September 1995.

B. Visi dan Misi
1. Visi dari pendirian Lembaga Biologi Molekuler Eijkman adalah untuk memacu pengembangan bioteknologi nasional dengan membangun kemampuan dan budaya ilmiah yang kokoh sebagai landasan. Strategi umum yang dipesankan kepada Lembaga Eijkman untuk mencapai tujuan ini adalah dengan pertama mengembangkan diri sebagai pusat unggulan (centre of excellence) yang diakui secara nasional dan internasional berdasarkan kewenangan ilmiahnya. Kewenangan ilmiah inilah, berlawanan dengan kewenangan struktural, yang merupakan kunci untuk tahap selanjutnya cjimana kemampuan dan budaya ilmiah yang unggul ini ditular-luaskan secara nasional melalui efek bola salju (snowball effect).
2. Misi dari Lembaga Eijkman adalah untuk meningkatkan pengetahuan mendasar dalam bidang biologi molekul, serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk pemahaman, pencegahan dan pengobatan penyakit pada manusia.
C. Tujuan Khusus
1. Memacu dan melaksanakan penelitian Fundamental yang diarahkan pada penerapan biologi molekul terutama dalam ilmu kedokteran.
2. Menyediakan fasilitas pendidikan pascasarjana yang bermutu internasional dalam biologi molekul dan rekayasa biomolekul.
3. Menjadi sumber daya nasional untuk keahlian dan teknologi mutakhir dalam biologi molekul.
4. Memacu perkembangan kemampuan bioteknologi di Indonesia dengan menjadi simpul utama dalam jaringan kerjasama ilmiah nasional.
5. Menggunakan teknologi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dalam pengenalan, pengobatan dan pencegahan penyakit.
6. Mendorong kerja sama ilmiah internasional dengan mengadakan hubungan kerja resmi dengan Institusi ilmiah asing dan dengan mengundang tamu ilmuwan asing.
7. Menghasilkan reagens baru dengan cara rekayasa biomolekul mutakhir untuk pengenalan dan pengobatan berbagai penyakit.
8. Menarik dana dari sumber dalam dan luar negeri berdasarkan pengakuan internasional atas keunggulan Lembaga.

D. Topik Penelitian di Eijkman
1. Transduksi (kelainan transduksi energi) energi di bidang mitokondria, yaitu penuaan buta, tuli dan lain-lain.
2. Kelainan-kelainan atau penyakit yang meneliti penyakit malaria, syaraf, kebutaan, dan penuaan.
3. Ketahanan inang terhadap malaria yang cakupan penelitiannya mengenai bagaimana cara malaria menginfeksi inangnya dan apa yang menyebabkan malarian tahan terhadap obat.
4. Keragaman genom hepatitis. Menitikberatkan pada hepatitis B dan C. Dalam pembuatan vaksin, lembaga ini bekerja sama dengan PT. Biofarma. Protein (ABSAG) untuk menghasilkan vaksin diimpor dari Korea.
5. Identifikasi DNA. Tujuan untuk membantu polisi dalam mengungkapkan identitas dan mengetahui hubungan kekerabatan seseorang.
6. Biosafety level 3. Reseach flu burung. Reseach ini dilakukan dengan cara mendiagnosis sejak tahun 2006.

E. Kerjasama
1. Kerja sama internasional Lembaga Eijkman yang penting lainnya ialah penelitian terhadap wabah penyakit di wilayah tropis dengan Novartis Insitute for Tropical Diseases (NITD), Singapura, dan Hasanudin University Clinical Research Initiative (NECHRI) dalam penelitian klinis terhadap penyakit demam berdarah dengue, tuberkulosis, dan malaria. Dengan adanya NECHRI dapat mempercepat proses pembuatan vaksin. Hal ini dikarenakan NECHRI ini memiliki banyak divisi
2. Lembaga Eijkman juga menjalin kerja sama dengan Oxford University yang diberi nama Eijkman- Oxford Clinical Research Unit. Fokus terhadap pelitian mikrobiologi dan HIV










Hasil Pengamatan

Laboratorium yang berada di Lembaga Eijkman, terdiri dari dua laboratorium besar yaitu :
a. Laboratorium 1 untuk meneliti pada keanekaragaman genom manusia, dan mitokondria.
b. Laboratorium 2 untuk meneliti pada kelainan sel darah manusia.

Adapun penyakit-penyakit yang diteliti oleh Lembaga Eijkman, diantaranya:
A. Hepatitis
Virus ini yang menyebabkan penyakit hepatitis. Ada 2 macam penyakit hepatitis, yaitu Hepatitis infectiosa (viral hepatitis A ) dan Hepatitis serum (viral hepatitis B ).
Virus yang menyebabkan penyakit hepatitis adalah virus yang mengandung inti genetiknya yatitu DNA. Kedua menyakit ini menginfeksi pada aliran darah menuju hati setelah masuk ke hati virus tersebut akan melepaskan genom-genomnya tanpa merusak lapisan luar pada hati.
1. Hepatitis Infectiosa (viral hepatitis A)
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A. Penularan melalui makanan dan minuman, dapat juga melalui jarum suntik bekas dipakai menyuntik penderita Hepatitis infectiosa. Virusnya keluar bersama feses penderita. Sering menimbulkan wabah terutama di daerah dipergunakan persediaan air rumah tangga yang buruk, misalnya dari air kali dan selokan.
2. Hepatitis Serum (viral hepatitis B)
Penyakit ini disebabkan oleh penyakit virus hepatitis B. Penularan secara parental, melalui suntikan atau transfuse darah, bias juga menular melalui hubungan kelamin dengan orang yang menderita penyakit ini. Gejala penyakit ini sama dengan hepatitis infectiosa. Sebagian kecil dari kasus serum hepatitis berkembang menjadi Cirrhosis hepatitis atau hepatocellular carcinoma primer.


3. Penyakit Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus)
Penyakit ini menyerang hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C. Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.Sebagian besar kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
a. Gejala Hepatitis C
Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Gejala-gejala diantaranya: lelah, hilang selera makan, sakit perut, urin menjadi gelap, kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi, dan hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin.
b. Penularan Hepatitis C
Penularan Hepatitis C biasanya melalui :
1) Kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi.
2) Seringnya mimisan.
3) Hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
4) Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.
5) Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
c. Pencegahan
Cara mencegah penyebaran penyakit ini adalah :
1) Menjaga kebersihan makanan dan minuman.
2) Meningkatan kebersihan lingkungan terutama perbaikan persediaan air untuk keperluan rumah tangga.
3) Menghindari penggunaan jarum suntik yang besamaan.
4) Menghindari penggunaan sikat gigi, pisau cukur atau gunting kuku dengan orang yang terinfeksi hepatitis.
5) Transfusi darah , jika anda akan menerima darah dari orang lain sebaiknya daah tersebut harus bener-bener sehat dan terbebas dari pengakit.
6) Biasakan hidup bersih dan hygienis.

B. Kelainan Darah
1. Thalasemia
Thalasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. Talasemia ini disebabkan karena umur sel darah merahnya berumur pendek. Kalau sepasang yang tenderita talasemia dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
Thalasemia terdiri dari beberapa macam, dilihat dari jenis rantai globin apa yang terganggu. Berdasarkan dasar klasifikasi tersebut, maka terdapat beberapa jenis talasemia, yaitu talasemia alfa, beta, dan delta.
a. Thalasemia alfa
Pada thalasemia alfa, terjadi penurunan sintesis dari rantai alfa globulin. Dan kelainan ini berkaitan dengan delesi pada kromosom 16. Akibat dari kurangnya sintesis rantai alfa, maka akan banyak terdapat rantai beta dan gamma yang tidak berpasangan dengan rantai alfa. Maka dapat terbentuk tetramer dari rantai beta yang disebut HbH dan tetramer dari rantai gamma yang disebut Hb Barts. Thalasemia alfa sendiri memiliki beberapa jenis.
b. Thalasemia beta
Disebabkan karena penurunan sintesis rantai beta. Dapat dibagi berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu talasemia mayor, intermedia, dan karier. Pada kasus talasemia mayor Hb sama sekali tidak diproduksi. Mungkin saja pada awal kelahirannya, anak-anak talasemia mayor tampak normal tetapi penderita akan mengalami anemia berat mulai usia 3-18 bulan. Jika tidak diobati, bentuk tulang wajah berubah dan warna kulit menjadi hitam. Selama hidupnya penderita akan tergantung pada transfusi darah. Ini dapat berakibat fatal, karena efek sampingan transfusi darah terus menerus yang berupa kelebihan zat besi (Fe).

2. Pencegahan dan Pengobatan
Untuk mencegah terjadinya talasemia pada anak, dilakukan hal :
a. Pasangan yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya.
b. Pre natal atau tindakan sebelum lahir. Wanita hamil yang mempunyai risiko mengandung bayi talasemia dapat melakukan uji untuk melihat apakan bayinya akan mederita talasemia atau tidak. Di Indonesia, uji ini dapat dilakukan di Yayasan Geneka Lembaga Eijkman di Jakarta. Uji ini melihat komposisi gen-gen yang mengkode Hb.
Dua cara yang dapat ditempuh untuk mengobati talasemia adalah transplantasi sumsum tulang dan teknologi sel punca (stem cell).

3. Mutasi Thalasemia dan Resistensi terhadap Malaria
Penelitian menunjukkan kemungkinan bahwa pembawa sifat talasemia diuntungkan dengan memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap malaria. Secara teoritis, evolusi pembawa sifat talasemia dapat bertahan hidup lebih baik di daerah endemi malaria seperti di Indonesia.

C. Tuberculosis
Penyakit ini diteliti oleh Eijkman bersama Lembaga Novartis dan Hasanudin. Penyakit ini merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC ini.
1. Penyebab Penyakit (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan penyakit TBCpada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP).

2. Cara Penularan Penyakit TBC
Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru.
Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC.
Berkembangnya penyakit TBC di Indonesia ini tidak lain berkaitan dengan memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Hal ini juga tentunya mendapat pengaruh besar dari daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

3. Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.
a. Gejala umum (Sistemik)
1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
2) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
4) Perasaan tidak enak (malaise), dan lemah.


b. Gejala khusus (Khas)
1) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
2) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
3) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
4. Pengobatan Penyakit TBC
Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obatan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug'.



D. Penyakit Malaria
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.
Ada empat type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.
1. Tanda dan Gejala Penyakit malaria
Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.
Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.
2. Pengobatan Penyakit Malaria
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.
Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.
3. Pencegahan Penyakit Malaria
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

















DAFTAR PUSTAKA


http://www.eijkman.go.id/Kami/VisiMisi

http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-hepatitis.html

http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html

http://www.infopenyakit.com/2008/04/penyakit-malaria.html

SITOSKELETON

SITOSKELETON
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak: mikrotubuli), dan intermediat filamen. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.



A B
Gambar 1. Struktur Sitoskeleton
http://biologikuasyik.blogspot.com/2009/07/sitoskeleton.html
Pada gambar B. Aktin digambarkan dengan warna merah dan mikrotubulus dengan warna hijau. Struktur berwarna biru ialah inti sel.
Sitoskeleton juga terlibat dalam beberapa jenis motilitas (gerak) sel. Istilah motilitas mencakup perubahan tempat sel maupun pergerakan bagian sel yang terbatas. Motilitas sel umunya membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan prottein yang disebut molekul motor. Molekul ini menyebabkan sel otot berkontraksi. Vesikula mungkin berjalan ke tujuannya dalam sel di sepanjang “mono-sel” yang disediakan oleh sitoskeleton, dan sitoskeleton memanipulasi membran plasma untuk membentuk vakuola makanan selama fagositosis. Aliran sitoplasma yang mensirkulasi materi dalam banyak sel tumbuhan besar merupakan jenis lain gerak seluler yang disebabkan oleh komponen sitoskeleton.

Adapun Fungsi Sitoskeleton sebagai berikut:
1. Memberikan kekuatan mekanik pada sel dan mempertahankan bentuknya.
2. Menjadi kerangka sel.
3. Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.
4. Pengaturan aktivitas biokimia dalam sel.

Tiga jenis serabut yang membentuk sitoskeleton
1. Mikrotubula
Mikrotubula adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin dan bersifat lebih kokoh dari aktin. Mikrotubula memiliki dua ujung yaitu ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur mikrotubula, dan ujung positif yang berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang mikrotubula untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel, terutama saat pembelahan sel.
Mikrotubula ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariotik. Strukturnya berupa batang lurus dan berongga (diameter sekitar 25 nm dan panjang 200 nm-25 µm). Dinding tabung berongga dibangun dari protein globular yang disebut tubulin. Ada dua jenis protein tubulin penyusun tubulin, yaitu tubulin α dan tubulin β
Fungsi mikrotubula, yaitu:
a. Memberi bentuk dan mendukung sel.
b. Mengatur posisi organel di dalam sel.
c. Sebagai jalur yang dapat digunakan organel yang dilengkapi dengan molekul motor untuk dapat bergerak.
d. Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel.
Mikrotubula berguna dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia.
A. Sentrosom dan Sentriol
Dalam banyak sel, mikrotubula tumbuh dari sentrosom. Mikrotubula ini berfungsi sebagai balok penahan tekanan sitoskeleton. Di dalam sentrosom sel hewan terdapat sepasang sentriol, masing-masing tersusun atas sembilan pasang triplet mikrotubula yang tersusun ke dalam suatu cincin. Apabila sel membelah, sentriol ini bereplikasi membentuk benang-benang gelendong inti.
Sentriol adalah struktur berbentuk tabung yang terbentuk dari mikrotubulus dengan lebar 0,2 μm dan panjangnya 0,4 μm. Sentriol berfungsi membentuk benang spindel untuk memisahkan kromosom.

B. Silia dan flagela
Dalam eukariota, susunan khusus mikrotubula bertanggung jawab menggetarkan flagela dan silia. Silia adalah benang tipis setebal 0,25 μm dengan bundel mikrotubulus di bagian intinya. Dinding dari silia adalah 9 pasang mikrotubulus dan bagian tengah dari benang ini adalah 2 mikrotubulus yang tidak berpasangan. Struktur ini sering disebut sebagai "Struktur 9+2". Silia berfungsi menggerakkan fluida di permukaan sel dan menggerakkan sel di dalam fluida. Flagella berdiameter sama tetapi lebih panjang daripada silia, yaitu berukuran panjang 10-200 µm. selain itu, jumlah flagella hanya satu atau beberapa untuk setiap sel.





Gambar 2. Struktur Mikrotubulus (Salah satu sitoskeleton)

Gambar 3. Bagian-bagian dari Mikrotubulus
2. Mikrofilamen atau filamen aktin
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin (suatu protein globular) dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm. Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k. dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel, khususnya sebagai alat kontraksi sel otot. Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain di sepanjang sel otot, yang diselilingi dengan filamen yang lebih tebal yang terbentuk dari protein disebut miosin. Kontraksi sel otot terjadi akibat filamen aktin dan miosin saling meluncur melewati yang lain, yang akan memperpendek selnya. Kedua jenis protein ini berperan untuk pergerakan, misalnya aliran sitoplasma pada sel tumbuhan (siklosis), dan gerak amoeboid pada Protozoa.
3. filament Intermediat
Filamen intermediat, dinamai berdasarkan diameternya yaitu 8-12 nm, berbentuk pembuluh, tersusun atas 4-5 protofilamen yang tersusun melingkar, bersifat liat, stabil, dan tersusun atas protein fibrosa. Sebagaian besar filamen intermediat berfungsi untuk menyokong sel dan inti sel. Letak filamen ini biasanya terpusat disekitar inti. Pada sel epitel, filamen intermediat membentuk anyaman yang berfungsi untuk menahan tekanan dari luar. Contoh filamen intermediat antara lain adalah kertin, vimentin, neurofilamen, lamina nuklear, dan keratin.
Filamen intermediat ialah peralatan sel yang lebih permanen daripada mikrofilamen dan mikrotubula, yang sering dibongkar-pasang dalam berbagai macam bagian sel. Filamen intermediat memberi kekuatan mekanis pada sel sehingga sel tahan terhadap tekanan dan peregangan yang terjadi pada dinding sel. Filamen ini juga memberi kekuatan pada dinding sel. Misalnya, nukleus yang umumnya terletak dalam suatu tempat yang terbuat dari filamen intermediat, tetap berada di tempatnya karena adanya cabang-cabang filamen yang membentang ke dalam sitoplasma.
Pembentukan filamen intermediat juga didasarkan pada polimerisasi filamen. Dua monomer filamen bergabung membentuk struktur coil. Dimer ini akan bergabung dengan dimer lainnya membentuk tetramer, tetapi posisinya saling tidak paralel. Ketidakparalelan ini membuat tetramer dapat berasosiasi dengan tetramer lain (mirip struktur penyusunan batu bata). Pada akhirnya, tetramer-tetramer bergabung membentuk sebuah array heliks.



.





SUMBER:
Campbell, N.A, dkk. 2002. Biology, Fifth Edition Jilid I . Erlangga. Jakarta
http://biologi.blogsome.com/2007/06/18/sitoskeleton-2/
http://biologikuasyik.blogspot.com/2009/07/sitoskeleton.html

sel dan jaringan

TUGAS RESUME ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SEL JARINGAN DAN SISTEM OTOT





Disusun Oleh :
Nila Dwi Styani (070646)
Siti Ida Widiawati (070663)
Siti Muamalah (070615)
Siti Sri Nurpadillah (070665)
Zesti Baritho (070679)
VII B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2010
SEL DAN JARINGAN

A. SEL
Sel yaitu bagian terkecil dari tubuh manusia, yang ukurannya sangat kecil sekali sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
1. Struktur Sel
Bagian-bagian sel meliputi:
a. Dinding sel (selaput sel), yaitu selaput sel yang tipis melindungi sel atau bagian sel yang ada di dalamnya. Dinding sel berfungsi memberikan kesempatan masuknya zat yang diperlukan dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan.
b. Protoplasma merupakan badan sel yang terdiri dari suatu zat yang kental, yang di dalamnya mengandung suatu larutan koloid dari protein, hidrat arang, lemak, garam, vitamin dan air yang berguna untuk pertumbuhan sel. Protoplasma dengan inti disebut dengan sitoplasma.
c. Inti sel (nukleus), merupakan pusat kegiatan kimiawi untuk hidupnya, mengatur pertumbuhan, perkembangan dan pembelahan sel. Di dalam inti sel terdapat anak inti yang disebut nukleolus, linin (benang-benang berbentuk jala) dan diantara pembelahan sel akan berubah menjadi kromosom (pembawa sifat keturunan).
Di samping bagian tersebut di atas masih ada bagian lain dari sel yang terdapat di bagian sitoplasma, yaitu:
a. Sentrosom, letaknya di sebelah atas dari inti sel, fungsinya penting waktu terjadinya pembelahan sel (merupakan pusat pembagian sel).
b. Vakuola, adalah rongga-rongga kecil yang terdapat di dalam sel yang berisi cairan sel atau udara. Fungsinya untuk menyimpan bahan makanan dan mengumpulkan sisa makanan, dan sisa pembakaran.
c. Mitokondria, merupakan benda bulat kecil (glandula) yang terdapat dekat dengan inti sel yang menjadi pusat tenaga untuk keaktifan sel.
d. Badan golgi, adalah benang-benang (fibril) yang terdapat di sekitar sentrosom yang fungsinya penting untuk sekresi sel.
e. Organel pencernaan sel (lisosom), peranan khususnya adalah membuang sel-sel yang rusak dari jaringan misalnya, karena panas, dingin, trauma, zat kimia, dan faktor lain.









Gambar 1. Sel pada manusia

2. Sistem fungsional sel
Zat-zat yang dapat melewati membran sel melalui 3 jalan:
a. Difusi melalui pori-pori membran atau melalui matrik membran itu sendiri.
b. Transport aktif melalui membran, suatu mekanisme tempat sistem enzim dan zat pembawa khusus zat-zat melalui membran.
c. Endositosis, suatu mekanisme membran menelan cairan ektrasel dan isinya, transpor zat-zat melalui membran merupakan fungsi khusus sel.
Endositosis merupakan fungsi khusus sel;
1) Fagositosis; penelanan partikel besar oleh sel seperti bakteri, sel-sel lain dan partikel degenerasi jaringan.
2) Pinositosis; pengambilan cairan oleh sel yang bersentuhan dengan membran sel. Dua zat yang paling penting dalam hal ini adalah protein dan larutan elektrolit kuat.

3. Pembelahan sel
Pembelahan sel berhubungan dengan pertumbuhan dan pergantian di dalam jaringan. Pembelahan sel baik pembelahan sitoplasma maupun pembelahan inti sel pada umumnya terjadi bersamaan yang menghasilkan sel berinti ganda, misalnya pada sel hati. Dan sel somatik, pembelahan inti terjadi dengan mitosis didahului dengan replikasi DNA untuk menjamin agar masing-masing sel anak mengandung gen DNA yang identik dengan sel induknya.
a. Pembelahan sel mitosis
Pembelahan ini terjadi di sel somatik. Proses pembelahan sel somatik menjadi dua sel anak identik dengan sel induk. Tahapan-tahapan pembelahan sel mitosis diantaranya: profase, metafase, anafase, dan telofase.
b. Pembelahan sel meiosis
Pada meiosis sel benih pria, sitokinesis (pembelahan sitoplasma) menghasilkan sitoplasma yang rata pada keempat sel (2 sel mengandung 22 kromosom + X dan 2 sel lainnya mengndung 22 + Y). Pada sel wanita semua mengandung 22+Y, bagian sitoplasma tidak rata dan hanya mengandung lebih banyak sitoplasma. Variasi genetik dapat terjadi pada meiosis dengan tertukarnya segmen-segmen kromoson homolog selama pembelahan reduksi.










Gambar 2. Pembelahan sel mitosis dan meiosis


B. JARINGAN
Jaringan merupakan sekumpulan sel-sel yang pekerjaan tersusun menjadi satu dan mempunyai fungsi tertentu.
Jaringan diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu jaringan penutup dan jaringan penunjang.
1. Jaringan Penutup
Jaringan penutup adalah jaringan yang menutupi tubuh bagian luar dan tubuh bagian dalam yang terdiri dari jaringan epitel dan jaringan endotel.
a. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan penutup yang menutupi tubuh atau permukaan tubuh bagian luar dan bagian dalam yang berhubungan dengan udara. Di dalam jaringan ini terdapat pembuluh darah di antara sel-selnya sehingga jaringan epitel terdapat di permukaan kulit selaput lendir, jalan pernafasan, dan pencernaan. Bentuk jaringan epitel terdiri dari: berbentuk pipih (epitel skuamosa), berbentuk kubus (epitel kuboidea), dan berbentuk siilnder (epitel kolumnar).
Fungsi jaringan epitel:
1) Proteksi, melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
2) Absorpsi, menghisap zat-zat yang ada di luarnya.
3) Sekresi, mengeluarkan zat-zat yang berguna bagi tubuh berupa kelenjar eksokrin.
4) Menerima rangsangan dari luar.
5) Ekskresi, yaitu mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi.
6) Filtrasi, menyaring zat-zat.
Jaringan epitel menurut jenisnya dibagi menjadi jaringan epitel membran dan jaringan epitel glandular (khusus untuk sekresi).
1) Jaringan epitel membran
a) Jaringan epitel sederhana yang menutupi lapisan setebal satu sel. Macam-macam jaringan epitel sederhana: epitel skuamosa, epitel kuboidea, dan epitel kolumnar.
b) Jaringan epitel berlapis palsu (majemuk), mempunyai lapisan setebal satu sel. Bila hanya dilihat sepintas terdiri dari beberapa lapis sel. Jaringan epitel berlapis, susunannya berlapis sempurna.
2) Jaringan epitel glandular
a) Jaringan epitel kelenjar eksokrin. Jaringan ini mengirimkan hasil sekresinya ke tempat yang memerlukan, contoh pankreas.
b) Jaringan epitel kelenjar endokrin. Jaringan ini mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam pembuluh darah.









Gambar 3. Macam-macam Jaringan epitel
b. Jaringan Endotel
Jaringan endotel yaitu jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian dalam yang tidak berhubungan dengan udara. Bentuk dan susunannya hampir sama dengan jaringan epitel yang kebanyakan sebagai epitel sederhana yang bentuknya gepeng (skuomosa). Jaringan ini terdapat pada permukaan dalam dinding pembuluh darah, pembuluh limfe dan dinding jantung bagian dalam.

2. Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang adalah sekumpulan sel khusus yang serupa bentuknya, besarnya dan pekerjaannya, yang berfungsi menunjang dan menyokong berbagai susunan tubuh yang ada di sekitarnya.

a. Jaringan ikat
Jaringan yang di antara sel-selnya terdapat banyak zat interseluler yang terdiri dari serabut-serabut kenyal dan serabut kolagen.
Fungsi jaringan ikat:
1) Membuat bahan-bahan interselular.
2) Membuat sel-sel darah.
3) Fagositosis, memakan bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
4) Membuat antibodi (zat kekebalan).
5) Membuat heparin yang berfungsi untuk pembekuan darah selama di dalam salurannya.
Macam jaringan ikat
1) Jaringan ikat embrional, jaringan ikat yang selnya berbentuk bintang dan zat interselularnya menyerupai selai, terdapat pada embrio dan sekeliling tali pusat.
2) Jaringan ikat areolar. Jaringan ikat yang sel-selnya satu sama lain terpisah oleh zat selai cair yang di dalamnya banyak mengandung serabut seperti jala. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan air dan penting pada peristiwa peradangan.
3) Jaringan ikat gembur. Fungsinya sebagai bahan penahan, pelindung, dan cadangan makanan.
4) Jaringan ikat fibrosa. Fungsinya sebagai penunjang, pembungkus, dan penghubung antara jaringan.
5) Jaringan ikat kenyal. Jaringan ikat yang di antara sel-selnya banyak mengandung serabut kenyal, sifatnya elastis, terdapat pada dinding pembuluh darah, fungsinya memberikan kekenyalan pada jaringan.





Gambar 4. Macam-macam jaringan ikat
b. Jaringan rawan (kartilago)
Jaringan ini banyak mempunyai lubang kecil di dalamnya, banyak terdapat sel-sel rawan, sifatnya lebih padat dan lebih kuat daripada jaringan biasa, elastis dan mudah dibengkokkan. Sel-selnya disebut kondrosit dan sel yang masih muda disebut kondroblas.
Fungsi jaringan rawan:
1) Penutup ujung-ujung tulang, misalnya tulang iga.
2) Pada embrio sebagai penyangga sementara yang kemudian akan berubah menjadi tulang keras.
3) Sebagai penyangga, misalnya tulang hidung, telinga.
4) Penyambung antara tulang, misalnya sendi.
Macam jaringan tulang rawan, diantaranya:
1) Kartilago hialin, banyak mengandung serabut-serabut hialin (tulang rawan bening), warnanya kehijau-hijauan dan licin, terdapat pada ujung sendi, rawan hidung, antara tulang rusuk dan tulang dada, badan embrio, larings, trakea, dan bronkus.
2) Kartilago elastis, banyak mengandung serabut-serabut elastis, warnanya kekuningan, terdapat di daun telinga, epiglotis, dan saluran Eustachius.
3) Kartilago fibrosa, banyak mengandung serabut-serabut fibrosa, terdapat antara ruang tulang belakang dan simfisis.
Tulang rawan banyak mengandung zat-zat interselular CaCO3, sifatnya kenyal, elastis, tidak mudah patah tetapi mudah dibengkokkan.

c. Tulang Keras
Jaringan paling keras mengandung garam kapur fosfat yang terdiri dari sel dan matriks intersel mengandung serat kolagen dan unsur anorganik.
Fungsi jaringan tulang;
1) Menjaga berdirinya tubuh.
2) Membentuk rongga untuk penyimpanan organ-organ yang halus.
3) Membentuk persendian.
4) Sebagai tempat melekatnya ligament dan otot.

Gambar 5. Macam-macam jaringan tulang rawan Gambar 6. Jaringan tulang keras
d. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri dari sel-sel otot yang bentuknya panjang dan ramping. Tiap-tiap sel otot mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh yang disebut otot (daging).
Bentuk dan fungsi otot, terdiri dari:
1) Otot serat lintang/otot lurik. Terdiri dari sel-sel otot yang di dalamnya menyerupai garis-garis melintang, warnanya merah tua, dan dapat berkontraksi menurut kemauan kita (termasuk otot sadar) terdapat hamper di seluruh badan atau menjadi dinding badan.
2) Otot polos. Terdiri dari sel otot yang bentuknya licin, tidak mempunyai garis lintang, dapat berkontraksi (menguncup dan mengembang), tidak menurut kemauan kita (otot tak sadar), misalnya terdapat pada dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan saluran alat kandungan.
3) Otot jantung. Bentuknya serat lintang tetapi berkontraksi tidak di bawah pengaruh kemauan kita (fungsinya seperti otot polos). Tiap-tiap otot mempunyai empal dan pada kedua ujungnya terdapat urat otot yang warnanya putih.
Fungsi jaringan otot:
1) Kebanyakan terlibat dalam volunter tulang dan tendo.
2) Pengendalian primer dimulai oleh neuron motorik medulla spinalis.
3) Beberapa kontraksi otot sklet adalah involenter, misalnya kedipan mata.






Gambar 7. Macam-macam jaringan otot
e. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel saraf yang panjang dan halus mempunyai inti dalam protoplasmanya yang agak tebal. Bentuk sel saraf seperti bintang, dan mempunyai ekor panjang. Fungsi dari sel saraf untuk menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron yang lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor, suatu struktur (misalnya sel otot) yang merupakan respon tubuh





Gambar 8. Jaringan saraf
f. Jaringan cairan
Darah sebagai jaringan yang bentuknnya cair dan terdiri dari cairn darah dan sel darah yang terapung dalam cairan tersebut. Darah terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Bagian yang cair, warnanya kuning terdapat disebut plasma darah yang didalamnya mengandung zat makanan dan zat antibodi.
2) Bagian yang membeku, warnanya merah tua disebut bekuan darah, didalamnya terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel pembeku darah (trombosit), sel darah putih (leukosit) dan fibrin.
SISTEM OTOT

Sistem otot disusun oleh sel-sel otot yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Kemampuan kontraksi tersebut terjadi karena sel itu memiliki komponen protein aktin dan miosin.
Secara umum sistem otot memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menghasilkan gerak skeletal.
2. Mempertahankan posisi tubuh dan postur tubuh.
3. Mendukung jaringan yang lunak.
4. Menjaga lubang masuk dan keluar.
5. Mempertahankan temperature tubuh.










Gambar 1. Otot-otot pada Manusia

A. Macam- macam sel otot
Secara garis besar otot dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1. Otot lurik / Otot motoritas/ Otot rangka/otot serat lintang/Otot Volunter
Otot Rangka adalah salah satu tipe/jenis dari 3 tipe otot penyusun tubuh dengan ciri sebagai berikut : banyak inti,terdapat pada hampir semua bagian tubuh melekat pada tulang, bergaris melintang (mikroskop elektron).






Gambar 2. Otot lurik
2. Otot Polos/otot tak sadar/otot involunter
Otot Polos berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya meruncing dan bagian tengahnya membesar dengan panjang beberapa micron. Otot ini hanya memiliki satu inti. Gerak otot polos tidak menuruti kehendak kita atau bekerja diluar kesadaran. Oleh karena itu, otot polos disebut juga otot tak sadar.




Gambar 4. Otot polos

3. OTOT JANTUNG ( MYOCARDIUM)
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik namun otot jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan terletak di tengah serabut. Otot jantung bekerja secara teratur, tidak cepat dan tidak mengikuti kehendak kita



Gambar 5. Otot jantung
B. Otot-otot Pada Tubuh Manusia
Menurut letaknya otot-otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan yaitu: otot bagian kepala, otot bagian leher, otot bagian dada, otot bagian perut, otot bagain punggung, otot bahu dan lengan, otot panggul, otot anggota gerak bawah
1. Otot Kepala








Gambar 6. Macam-macam otot bagian kepala
2. Otot Dada







Gambar 7. Otot dada
3. Otot Punggung






Gambar 8. Macam-macam otot punggung
C. Mekanisme kerja Otot
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek.
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi.
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari filamen-filamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.












Gambar 9. Mekanisme Kontraksi Otot (Sumber : www.colorado.edu)
DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Neil A. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

http://rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/25/sistem-otot-pada-manusia/

http://www.scribd.com/doc/40775602/Sistem-Otot