Sabtu, 16 April 2011

LAPORAN PRIKEHIDUPAN MARKISA

LAPORAN
PENELITIAN TERHADAP PRIKEHIDUPAN TANAMAN MARKISA
(Passiflora quadrangularis)
Diajukan untuk memenuhi tugas Tumbuhan Vaskuler
Di susun Oleh :
SITI IDA WIDIAWATI
070663
IV – B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2008
LAPORAN
PENELITIAN TERHADAP PRIKEHIDUPAN TANAMAN MARKISA
(Passiflora quadrangularis)
Diajukan untuk memenuhi tugas Tumbuhan Vaskuler
Di susun Oleh :
SITI IDA WIDIAWATI
070663
IV – B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, yang
telah memberikan kemudahan dalam menyusun buku pocket yang berjudul “PERIKEHIDUPAN
TANAMAN MARKISA” yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Tumbuhan Vaskuler
yang harus dikumpulkan minimal seminggu sebelum UAS dilaksanakan, dengan waktu pengamatan
yang dibatasi yaitu selama satu bulan pengamatan.
Penulis merasa awalnya ini merupakan beban, bukan atas kesadaran sendiri, merasa
terpaksa karena ini merupakan tugas, namun akhirnya penulis menyadari manfaat dibalik
pengamatan ini, ternyata semua ini melatih kita untuk bersabar melatih kita untuk menjadi seorang
peneliti/pengamat terhadap gejala-gejala alam (sunatullah), dan memotivasi kita untuk terus mecoba
menjadi seorang peneliti pemuda. Selain itu juga, laporan ini menjelaskan tentang tanaman markisa,
dimulai dari asal daerah sampai pada hama dan penyakit yang ada pada tanaman markisa tersebut.
Proses penyusunan buku pocket ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ayah, Ibu, kakak, dan adik yang membantu baik berupa materil, moril, maupun
dukungannya.
2. Ibu Evi Amelia M.Si dan Ibu Siti Romlah S.Pd selaku dosen matakuliah ini yang telah
membimbing penulis buku ini.
3. Teman – teman yang memberi bantuan mencari sumber – sumber informasi dan referensi
mengenai tanaman markisa.
4. Perpustakaan dan layanan elektronik yang menyediakan sumber sebagai bahan referensi.
Tegur sapa penulis terima dengan tangan terbuka, karena penulis menyadari sangat
banyak sekali sekurang-kurangnya dan kekeliruan didalam penyusunannya. Akhirnya semoga buku
ini bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa dan khalayak yang berminat membacanya.
Serang, 05 juni 2009
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 MENGENAL MARKISA
1.1.1 Negara Asal Tanaman Passiflora
1.1.2 Markisa di Indonesia
1.2 KHASIAT BUAH MARKISA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KARAKTERISTIK TANAMAN MARKISA
2.1.1 Nama Tanaman
2.1.2 Ciri-ciri Morfologi
2.2 SYARAT TUMBUH TANAMAN MARKISA
2.2.1 Iklim
2.2.2 Tanah dan Lokasinya
2.3 TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
2.3.1 Perbanyakan dengan Biji
2.3.1 Perbanyakan dengan Grafting
2.4 KANDUNGAN KIMIA
2.5 KEGUNAAN
2.6 HAMA DAN PENYAKIT
BAB III PROSEDUR KERJA
3.1 Waktu Pengamatan
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Cara Kerja
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Perubahan – perubahan yang Terjadi Selama Pertumbuhan
4.1.2 Tabel Pertambahan Tinggi
4.1.3 Grafik Pertumbuhan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perlakuan Biji
4.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
BAB V KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 MENGENAL MARKISA
1.3.1 Negara Asal Tanaman Passiflora
Tanah air jenis tanaman Passiflora yang buahnya dapat dimakan, adalah Amerika
Selatan. Siuh misalnya banyak ditemukan di negara Brazilia, Argentina, dan Paraguay, yang
beriklim subtropis dan daratan tinggi yang tropis.
Konyal berasal dari negara antara Mexiko Tengah dan Venezuela, Peru Tengah, dan
Bolivia Barat di tempat-tempat yang ketinggiannya antara 1.000 dan 3.000 meter di atas
permukaan air laut.
Markisa, Passiflora quadrangularis, negara asalnya adalah diseluruh Tropis Amerika
di tempat-tempat dengan ketinggian dengan daratan rendah hingga 2.500 meter di atas
permukaan air laut.
Di USA dikenal tanaman Passiflora yang merupakan penduduk asli, tumbuh sebagai
gulma seperti Passiflora futida. Nama daerahnya ialah Maypop, apricot vine atau wild passion
flower, sedangkan nama latinnya ialah Passiflora incarnata L. Jenis ini dikenal sebagai tanaman
yang mengandung bahan untuk pengobatan penyakit tertentu.
Jenis lainnya, yang sebenarnya perlu dikembangkan di dataran rendah Indonesia ialah
Passiflora Edulis f. Flavircapa. Negara asalnya ialah Australia dan pernah ditanam di kebun
percobaan pasar Minggu sebelum perang. Jenis ini yang lebih dikenal dengan nama the yellow
passion fruit, dikembang di kepulauan Hawaii dengan hasil yang baik. ( Rusmunandar, 1986 : 4-
5 )
1.3.2 Markisa di Indonesia
Sebelum perang dunia II usai, di Jawa Barat telah dikenal sejenis buah yang bernama
buah siuh atau buah nagri, buah konyal, dan buah markisa. Siuh dan konyal banyak ditanam di
daratan tinggi. Buah siuh dan konyal merupakan hasil dari daratan tinggi yang bertambah hari
bertambah digemari.
Kini buah siuh telah meningkat pamornya karena sudah menjadi bahan baku untuk
industri sari buah dan sirup. Daerah agro-industri ini letaknya di Sumatera Utara (Medan), dan
Ujung Pandang.
Markisa merupakan tanaman khas Sulawesi Selatan yang telah popular hingga ke
mancanegara. Buahnya mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan untuk kesehatan.
Di Sulawesi Selatan terdapat 25.399 ha lahan yang potensial untuk pengembangan
markisa, namun baru 4.411 ha yang ditanami dengan produksi 34.226 ton. Upaya untuk
meningkatkan produktifitas markisa terus dilakukan untuk menyediakan bahan baku bagi
industri pengolahan markisa yang terus meningkat setiap tahun.
1.4 KHASIAT BUAH MARKISA
Daun markisa berkhasiat sebagai peluruh air seni dan penyembuh kencing nanah,
sedangkan buah penenang.
Untuk meluruhkan air seni, gunakan 10 gr daun segar. Daun dicuci, direbus dengan 2
gelas air selama 25 menit, dan setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum 2 kali yaitu pagi
dan sore hari. ( Hermani, 2006 : 47 )
Pulpa buah markisa dapat dijadikan jem, agar-agar, perasa ataupun campuran pada
yoghurt dan eskrim. Jus buah markisa juga merupakan sumber pro-vitamin A, niacin, riboflavin
dan vitamin C. Selain itu juga dapat dijadikan untuk minuman sirup, kek, roti dan susu. Kulit
buah markisa dapat dijadikan makanan ternakan. Daging buahnya dimakan segar atau dibuat
salad, es krim, selai atau sari buah.
Sari buah Passiflora dinyatakan mengandung zat pasflorine, yang berkhasiat
menenangkan urat saraf. Sedangkan pada bunga Passiflora incarnata menurut penelitian
mengandung beberapa jenis gugusan kimia dalam bentuk alkaloidas dan flavonoidas yang
menenangkan syaraf, dan mempunyai efek mengurangi rasa sakit, meningkatkan keringat,
menghilangkan penyakit tidak bisa tidur (insomia), sakit kepala, dan lain – lain penyakit akibat
dari gangguan urat saraf. ( Rusmunandar, 1986 : 26 )
Tanaman markisa telah dikembangkan di beberapa propinsi terutama di Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sulawesi Selatan.
Khasiat Buah Markisa antara lain : menangkal kanker, mengatasi insomnia, mengatasi batuk,
anti alergi, menenangkan anak hiperaktif, melancarkan ASI, menjaga kecantikan wajah,
menurunkan kolesterol, memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan,
melancarkan peredaran darah, anti peradangan, penurun panas (anti piretik), mencegah
hipertensi, penghilang nyeri (analgesik), antiseptik, penghilang kerut pada wajah, menjaga
kebugaran tubuh, dan antibodi. (http://markisaslemanorganik.com/index.php)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KARAKTERISTIK TANAMAN MARKISA
2.1.1 Nama Tanaman
Taksonomi tanaman markisa
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Parietales
Familia : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora edulis
Di Indonesia dikenal 4 jenis tanaman Passiflora, yaitu:
a. Passiflora quadrangularis dengan daerah markisa atau markusa di Jawa Barat,
marksa di Jawa Tengah/ Jawa Timur, dan Balewa di Sumatra Utara.
b. Passiflora edulis, Di Jawa Barat dikenal sebagai buah siuh, dan di Sumatera Utara
sebagai buah markisa
c. Passiflora ligularis, di Jawa Barat namanya buah konyal.
d. Passiflora futida, yang tidak mempunyai arti ekonomi penting. Tanaman ini di Jawa
Tengah/ Timur namanya “ciplukan” dan di Jawa Barat “keceprek” atau “randa bolong”, di
Sumatera Utara diberi nama “sebubu”, di Lampung “remugak”.
Nama lain buah markisa di luar negeri adalah passion fruit, granadilla, purple
granadilla, yellow granadilla fruit atau meracuja. Jenis tanaman markisa yang dimaksud markisa
asam untuk industri yaitu markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims)
2.1.2 Ciri-ciri Morfologi
Tanaman Passiflora yang berada di luar negeri maupun
yang telah menetap di Indonesia, termasuk Famili
PASSIFLORACEAE. Famili ini terdiri atas 15 negara dan 500 spesies.
Setiap keluarga dari Passifloraceae merupakan tanaman herba yang batangnya
memanjat dengan bantuan sulur cabang yang ke luar dari ketiak daun. Diperkirakan terdapat
300 spesies, yang sebagian besar berasal dari daerah panas lembap dan Amerika.
Tanaman markisa berupa semak menjalar. Pada umumnya batang Passifloraceae dapat
memanjang hingga lebih dari 5 meter dan mengayu. Letak daunnya berselang-seling. Bunganya
sempurna berkelopak 5 helai, tajuk bunganya 5 helai. Berbenang sari 5 batang, berputik 3, bakal
buahnya beruang 1, berbiji banyak yang melekat pada 3 bingkai pada dinding buah bagian
dalam. Bijinya dibungkus oleh selaput yang berisikan cairan (sari buah) yang rasanya manis,
asam manis, hingga asam.
Batang semu, persegi, lunak, halus, pangkalnya membulat dan permukaan licin,
pertulangan daun menyirip. Tangkal bersegi panjang 2-6 cm. Bunga tunggal, bulat, berkelamin
2, terletak diketiak daun, tangkai bergerigi, panjang 3-4 cm, dan berwarna hijau. Benang sari
bertangkai, bentuk tabung, panjang kurang lebih 6 cm dan berwarna kuning. Sementara
mahkota bunga berbentuk lonjong permukaan beralur, dan berwarna ungu. Buah berbentuk
lonjong, panjang kurang lebih 20 cm, diameter kurang lebih 15 cm, dan berwarna hijau
keputihan. Biji berbentuk bulat pipih, panjang kurang lebih 0,3 cm, dan berwarna putih. Akar
tunggang berwarna putih kotor.
Bunga markisa ungu mekar menjelang fajar dan kemudian menutup pada siang hari
berikutnya. Bunga markisa kuning membuka siang hari dan menutup sore hari berikutnya.
Nektar diproduksi dibagian bawah tangkai sari. ( Sumeru, 2006 : 349 )
Gambar Bunga markisa
2.1.3 Beberapa Data Botani Passiflora
Dari 400 jenis keluarga Passiflora yang berada di negara asalnya, yang dapat dimakan
buahnya, hanya ada 4 jenis yaitu:
5. Passiflora edulis
Buah siuh
Dari jenis ini dua cultivar, ialah:
a. Passiflora edulis f. Edulis, di sini dikenal dengan nama “Siuh”.
Ciri – cirinya :
a) Hanya dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran tinggi 1.000 meter ke
atas di atas permukaan laut.
b) Batangnya halus terkulai, agak mengayu, hijau muda hingga tua warnanya, dapat
memanjat karena diperlengkapi dengan sulur-sulur cabang dan dapat mencapai panjang
25 meter lebih.
c) Bunganya tampak cukup indah, warnanya putih hingga agak violet pucat.
Persarian dapat berlangsung karena kunjungan serangga termasuk lebah madu, angin,
dan bantuan dari manusia. Dapat berbunga setiap waktu, namun musim bunga utama
ialah bulan Desember/ Januari dan Juni di Indonesia.
d) Buahnya berbentuk agak bulat lonjong seperti telur ayam, panjang 4-6 cm.
Kulitnya hijau muda tetapi sudah masak berubah warna menjadi violet (purper). Kulit
buahnya tipis, liat, tahan benturan dalam angkutan. Bagian dalamnya diliputi lapisan
(endocarp) yang putih warnanya. Endocarp ini mengandung banyak petcin. Bijinya
banyak, hitam warnanya, dibungkus dengan selaput penuh berisi sari buah (juice) yang
asam manis rasanya dan harum semerbak baunya.
e) Persarian Bunga Siuh. Bunga siuh membuka pada waktu fajar dan menutup pada
waktu sore setelah persarian. Sebaliknya buah siuh kuning (Passiflora eedulis f.
flavicarpa) membuka pada waktu sore dan menutup pada waktu petang. Persarian
bersilang dalam bunga siuh sering terjadi karena ulah serangga lebah dan sebagainya.
Siuh kuning untuk persariannya membutuhkan bantuan khusus dari lebah kayu
(kumbang Xylocopa sp.). Pada hakikatnya siuh dapat menghasilkan buah dengan
persarian sendiri (self-compatible).
f) Passiflora Eduls f. Edulis atau konyal yang hanya dapat tumbuh/ berbuah di
daratan tinggi membutuhkan tanah yang cerul (gembur), banyak mengandung humus,
dan tidak menyukai genangan air.
b. Passiflora edulis f. Flavircapa, yang banyak dikenal di Hawaii dan Australia.
adalah penghuni daratan rendah.
2. Passiflora ligularis
Buah konyal
Ciri – cirinya :
a) Passiflora ligularis atau konyal, bahasa Inggrisnya sweet granadila, berasal dari
daerah daratan tinggi Mexico dan Amerika Tengah yang tropis.
b) Batangnya yang bersegi empat tampak lebih halus dan kuat dari pada batang
siuh.
c) Daunnya lebar agak tebal, halus dan berbentuk lonjong meruncing. Panjang
hingga 20 cm.
d) Bentuk dan penampilan bunganya seperti bunga siuh, baunya harum kasturi.
Buahnya berbentuk bulat telur, berdiameter 7-8 cm, violet kelam warnanya bila masih
muda, dan orange sawo matang bila sudah masak.
e) Daging buahnya (pulpa) putih warnanya, manis rasanya dan aromatis, dapat
dimakan langsung bila sudah masak benar tanpa dikunyah-kunyah bijinya.
f) Konyal yang biasa ditanam di pekarangan, menjalar diatas pohon-pohonan, di
atas rumah atau para-para, tidak pernah/belum dijadikan bahan untuk membuat sari
buah/sirup.
g) Ekologinya tidak berbeda dengan buah siuh. Kulit buah konyal cukup teguh,
sehingga dapat bertahan baik dalam pengangkutan jarak jauh.
3. Passiflora quadrangularis
Ciri – cirinya :
a) Iklim daerah asalnya panas dan lembap.
b) Batangnya bersiku 4, bersirip, cukup tebal, dan memanjat.
c) Daunnya cukup lebar, permukaannya berlekuk-lekuk dengan tulang daunnya
yang cukup menonjol. Warnanya hijau tua dan mengkilau bagian atas, sedangkan bagian
bawah hijau pucat.
d) Bunganya berbentuk seperti bunga siuh, namun lebih besar, dan berdiameter 10-
12 cm. Persarian akan lebih baik bilamana dibantu oleh serangga, dan lebih baik lagi
bilamana dibantu pemiliknya.
e) Buahnya bulat lonjong berukuran hingga 30 x 15 cm. Dagingnya tebal hingga 4
cm, agak putih warnanya, banyak mengandung air, rasanya manis-manis hambar, bila
sudah masak.
f) Bijinya diliputi selaput yang berair (juice) yang agak masam rasanya. Buah yang
masih muda enak di sayur, sedangkan bila sudah masak, daging buah dilumatkan
dicampur dengan es dan sirup nikmat rasanya daging buah dicampur dengan daging
pepaya, nanas atau pisang, merupakan minuman yang tinggi nilai gizinya.
g) banyak ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, sedangkan buahnya bisa
dimakan.
2.2 SYARAT TUMBUH TANAMAN MARKISA
2.2.1 Iklim
Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, sehingga jika ditanam di Indonesia
harus di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 800 – 1.500 m dpl dengan curah
hujan minimal 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi antara 80 – 90%, suhu lingkungan antara
20 – 300 C, tidak banyak angin.Tanaman markisa asam menghendaki banyak air dengan curah
hujan 1500-2000 mm per tahun dan sinar matahari langsung.
2.2.2 Tanah dan Lokasinya
Kondisi tanah yang dikehendaki banyak mengandung bahan organik (subur) dan pH
5,5-6,5. Lokasi tempat bertanam sebaiknya terbuka, walaupun tanaman tahan naungan.
Tanaman tidak tahan terhadap kondisi lahan yang tergenang air
Untuk tanaman siuh dan konyal diperlukan tanah yang gembur, banyak mengandung
humus dan air hujan yang mudah terbuang. Air yang tergenang merupakan malapetaka bagi
tanaman tersebut. Jika tanah tersebut masam, maka perlu ditambahkan kapur pertanian
(dolomit). Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk tanaman markisa adalah dataran tinggi,
sehingga kondisi lahannya banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan lahan tidak lebih dari
15%, jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan tanaman.
2.3 TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
2.3.1 Perbanyakan dengan Biji
Tanaman markisa biasanya tumbuh dari biji. Untuk memperoleh bibit yang baik dari
biji, diperlukan buah yang matang dipohon dengan ciri-ciri kulit buah berwarna keungu-unguan
atau kira-kira 75 % ungu (jenis Passiflora edulis Sims), berwarna kekuning-kuningan atau kirakira
60 % kuning untuk jenis P. Flavicarva. Buah tersebut dipetik langsung dari pohon
kemudian disimpan selama satu atau dua minggu sampai buah berkerikut dan matang sempurna
sebelum bijinya dikeluarkan. Bila biji segera disemaikan, maka akan berkecambah selama 2-3
minggu. Bila lendir yang terletak pada biji dibersihkan dan disimpan akan menurunkan daya
kecambah.
Persemaian dapat dilakukan pada bak-bak pesemian atau bedengan, tergantung
kebutuhan. Bak semai dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Bedengan dengan lebar 1 m,
panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Media pesemaian dapat berupa campuran pasir /
sekam + pupuk kandang + tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pada media pesemaian dibuat
larikan - larikan kecil berjarak + 7-10 cm. Jarak semai di dalam larikan diusahakan tidak terlalu
rapat (3-4 cm). Tempat pesemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari sinar matahari
dan hujan yang berlebihan. Pada umur 4 minggu setelah semai, bibit dipindahkan kekantong
plastik hitam (polybag) berukuran 10 x 15 cm yang berisi media pupuk kandang dan tanah
dengan perbandingan 2 : 1. Pada tiap polibag ditanam 1 bibit. Bibit tersebut ditempatkan
ditempat teduh dan disiram setiap hari.
2.3.1 Perbanyakan dengan Grafting
Selain dengan biji, markisa juga dapat diperbanyak dengan cara, grafting (sambung),
atau stek. Bagian tanaman yang akan dijadikan stek baiknya diambil dari tanaman yang cukup
tua dan berkayu, ruasnya 3-4. Bibit dari stek yang berakar siap ditanam pada umur 90 hari.
Pengakaran stek dapat dipercepat dengan perlakuan hormon.
Penyambungan memegang peranan penting terutama dalam melestarikan spesiesspesies
hibrida dan mengurangi kerusakan karena serangan nematode dan penyakit dengan
menggunakan batang baeaw jenis markisa P. flavicarva.
(http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php)
2.4 KANDUNGAN KIMIA
Kandungan kimia dari daun, batang dan buah markisa adalah senyawa saponing dan
polifenol. Disamping itu, batang dan buah juga mengandung flavonoid. ( Hermani, 2006 : 47 )
Berikut ini susunan kimia jenis Passiflora :
Kadar
setiap 100
gr sari
buah
Passiflora
Edulis f.
edulis (siuh)
Edulis f.
flavicarpa
Ligularis
(Konyal)
quadrangularis
Air (%) 85,6 84,9 86 88
Nilai kalori 51 53 51 41
Protein (gr) 0,4 0,7 1,1 0,9
Lemak 0,1 0,2 0,1 0,2
Karbohidrat
(gr)
13,6 13,7 11,9 10,1
Abu (gr) 0,3 0,5 0,9 0,9
Kapur (mgr) 3,6 3,8 7 10
Besi (mgr) 0,2 0,4 0,8 0,6
Pospor
(mgr)
12,5 24,6 30 22
Vitamin A
(IU)
717 2410 - 70
Thiamin
(mgr)
Spora Spora - 0
Riboflavin
(mgr)
0,1 0,1 - -
Niacin
(mgr)
1,5 2,2 2,1 2,7
Vitamin C
(mgr)
30 20 20 20
2.5 KEGUNAAN
Sebelumnya sudah dipaparkan khasiat dari buah markisa tersebut. Selain itu juga
tanaman markisa mempunyai kegunaan dalam agrobisnis. Kulit dan biji yang merupakan hasil
sampingan dari pabrik pengolahan buah siuh, dapat diolah (dikeringkan dan dihaluskan)
menjadi makanan ternak yang bergizi. Selain itu juga, Bunga Passiflora dinyatakan merupakan
salah satu komponen untuk bahan penyedap bagi minuman yang mengandung alkohol, maupun
minuman ringan (soft drink), dan kue – kue.
Tanaman Passiflora Edulis f. Edulis atau siuh merupakan tanaman yang serba ganda.
Pembudidayaannya padat karya, dapat membangunkan argo-industri, meningkatkan hasil devisa
non-migas, makanan ternak dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
2.6 HAMA DAN PENYAKIT
Hama-hama yang menyerang tanaman markisa adalah kutu daun (Macrosiphum spp.),
hama pemakan daun (Dermatobes spp.), kutu bulu putih daun (Pseudocaccus spp.).
pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Bayrusil atau Diazinon 0,2%.
Penyakit yang sering dijumpai pada pertanaman markisa adalah penyakit bercak coklat
(Altenaria passiflorae); penyakit ini mengakibatkan kerusakan yang serius, sehingga daunnya
menguning dan berjatuhan, penyakit bercak (Diplodia spp.), embun jelaga (Capnodium spp.)
dan layu Fusarium (Fusarium spp.) ; dapat menyerang batang pokok dekat leher akar, sehingga
seluruh tanaman bisa mati. Pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45
0,2% atau Benlate. ( Hutagalung, 1996 : 11 )
Akar Passiflora dapat diserang Nematoda. Gejalanya tampak pertumbuhan tanaman
merana, daunnya kelihatan menguning. Pada daunnya dapat diserang sejenis tungau (Mijen),
yang sering tampak pada musim kemarau. Gejalanya daun tampak mengkilau keabua-abuan.
Sedangkan pada buah muda Passiflora dapat diserang tempayak lalat buah Dacus dorsalis.
Akibatnya, buah muda sering berjatuhan.
Penyakit lain yang sudah dilaporkan di Indfonesia hanya kapang hitam (dark mildew)
di Jawa da Irian Jaya yang disebabkan oleh jamur Schiffnerula mirabilis yang timbul pada
markisah sayur ( Passiflora quadrangularis).
Pada markisa terdapat penyakit yang dikenal sebagai “buah berkayu” (woodiness).
Penyakit ini tersebar luas di Australia, negara – negara Pasifik Selatan, Amerika Serikat, Kenya,
Afrika Selata, dan Inggris. Gejalanya tampak jelas pada musim dingin, terutama jika tanaman
berbunga dan berbuah lebat. Cuaca panas menyebabkan gejala tidak tampak. ( Haryono, 2000 :
507 )
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pada prikehidupan tanaman markisa yang dilakukan dimulai dari
penanaman biji sampai pada waktu yang dibatasi, yaitu selama sebulan (30 hari). Waktu
pelaksanaannya, pada tanggal 11 Maret – 8 April 2009 di pekarangan rumah.
Hasil pengamatannya berupa tabel dan grafik, dimana pada tabel memperlihatkan
perubahan – perubahan yang terjadi selama pertumbuhan dan pertambahan tinggi pada tanaman
markisa.
4.1.1 Tabel Perubahan – perubahan yang Terjadi Selama Pertumbuhan
Pada tabel ini menjelaskan perubahan – perubahan yang terjadi dimulai dari semaian
biji sampai waktu yang ditentukan, yaitu selama sebulan.
A. Tabel hasil pengamatan
No Tanggal pengamatan Keterangan
Pengamatan
1 11 Maret 2009 Mulai penanaman biji
2 24 Maret 2009 Mulai kecambah
3 26 Maret 2009 Mulai muncul
radikula, calon akar
4 27 Maret 2009 Mulai muncul daun
yang masih mauda, 2
lembar berhadapan
5 30 Maret 2009 Masih berdaun 2
berhadapan
6 7 April 2009 Mulai tumbuh daun
kecil di bagian atasnya
4.1.2 Tabel Pertambahan Tinggi
Pertambahan tinggi pada tanaman markisa terlihat ada perubahan dari hari ke hari
berikutnya ketika tanaman markisa ini mulai berkecambah.
B. Tabel hasil pengamatan
No Tanggal Pengamatan Tinggi (cm)
1 11 Maret 2009 0,0
2 24 Maret 2009 0,5
3 27 Maret 2009 ± 2
4 30 Maret 2009 ± 5
5 2 April 2009 6
6 4 April 2009 7
7 7 April 2009 8,5
8 8 April 2009 ± 9
4.1.3 Grafik Pertumbuhan
Pada grafik pertumbuhan dilihat dari pertambahan tinggi tanaman markisa selama
sebulan.
Grafik Pertumbuhan Tanaman Markisa Selama 1
bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11/03/2009
18/03/2009
25/03/2009
01/04/2009
08/04/2009
Tanggal pengamatan
tinggi tanaman (cm)
4.2 Pembahasan
Walaupum Passiflora dapat ditanam melalui stek batang, namun bibit yang berasal dari
penyemaian biji lebih banyak digemari. Hal ini dikarenakan penanaman markisa dengan biji,
akan menghasilkan tanaman markisa kuat dan perakarannya cukup dalam. Biji yang sehat
menentukan keberhasilan penanaman markisa terutama pada markisa asam. Biji markisa yang
masih mengandung daging buah direndam dalam air dan diremas sampai biji terpisah,
disemaikan pada bak semai plastik. Buah yang akan digunakan untuk benih, berwarna matang
penuh diambil dari pohon yang sehat. ( Hutagalung, 1996 : 6 )
Pada penelitian yang saya lakukan dalam penanaman markisa ini, yaitu bibit (biji)
yang berasal dari buah yang dipetik langsung dari pohon kemudian disimpan selama satu atau
dua minggu sampai buah berkerikut dan matang sempurna sebelum bijinya dikeluarkan.
Kemudian disemaikan langsung pada polybag kecil. Sehingga biji tersebut masih mengandung
daging buah dan tidak diremas terlebih dahulu agar biji terpisah dengan daging buahnya.
Walaupun bijinya tidak diremas terlebih dahulu agar terpisah biji dengan daging
buahnya, tetapi waktu tumbuh kecambah pada biji markisa ini sama, yaitu sekitar dua minggu
setelah penanaman biji. Hal ini, kemungkinan karena kondisi lingkungan yang mendukung,
diantaranya kondisi tanah yang selalu lembap dan terlindung dari cahaya matahari langsung.
Pertumbuhan pada tanaman markisa dimulai dari tumbuhnya kecambah pada minggu
kedua, dan pada hari berikutnya mulai tumbuh radikula atau calon akar. Kemudian muncul daun
muda berjumlah dua buah berhadapan. Tipe perkecambahan pada tanaman markisa ini adalah
perkecambahan epigeal, yaitu perkecambahan yang dicirikan oleh munculnya dikotiledon ke
permukaan tanah.
Perkembangan tanamanan ini dilihat dari pertambahan tinggi tanaman tersebut. Dari
tabel hasil pertambahan tinggi tanaman markisa, terlihat bahwa mulai tumbuh kecambah pada
minggu kedua dan pada hari – hari berikutnya tingginya hanya selisih beberapa centimeter saja
selama satu bulan.
Selama satu bulan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman markisa hanya terlihat
beberapa cm saja, yaitu sekitar 9cm. Hal ini terlihat bahwa, tanaman markisa merupakan
tanamana berkayu walaupun habitnya merambat atau memanjat.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanaman markisa (Passifloraceae) berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis.
2. Siuh misalnya banyak ditemukan di negara Brazilia, Argentina, dan Paraguay, yang beriklim
subtropis dan daratan tinggi yang tropis.
3. Konyal berasal dari negara antara Mexiko Tengah dan Venezuela, Peru Tengah, dan Bolivia
Barat.
4. Di Indonesia dikenal 4 jenis tanaman Passiflora, yaitu: Passiflora quadrangularis,
Passiflora edulis, Passiflora ligularis, dan Passiflora futida.
5. Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, dapat ditanam dengan ketinggian antara
800 – 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi
antara 80 – 90%, suhu lingkungan antara 20 – 300 C. Kondisi tanah yang gembur dan pH
sekitar 5,5 – 6,5.
6. Tanaman markisa biasanya tumbuh dari biji. Selain itu juga dapat diperbanyak dengan cara,
grafting (sambung) atau stek.
7. Penelitian yang dilakukan terhadap prikehidupan tanaman markisa, yaitu dimulai dari
penanaman biji, sampai pada pertumbuhan selama satu bulan. Dimulai dari tanggal 11 Maret
– 8 April 2009.
8. Penanaman dengan biji mulai tumbuh pada minggu kedua dan terjadi perubahan –
perubahan selama satu bulan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari munculnya kecambah,
munculnya daun pertama dan pertambahan tinggi tanaman markisa tersebut.
9. Selama satu bulan tanaman markisa hanya tumbuh sekitar 9 cm.
5.2 SARAN
Umumnya tanaman Markisa di ketahui sulit untuk hidup di dataran rendah dan panas
seperti di Pontianak. Tetapi dari literatur, ternyata di Kota Pontianak Markisa Ungu ( Passiflora
edulis ) bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat. Hal ini membuktikan bahwa, tanaman
markisa dapat dibudidayakan di Indonesia. Dari pemaparan yang telah dijelaskan tentang
tanaman markisa, markisa memiliki khasiat yang penting dalam kesehatan.
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat seharusnya menyadari untuk
membudidayakan tanaman markisa tersebut. Tanaman markisa dapat ditanam di halaman rumah
sendiri dan hasil panennya pun dapat dinikmati atau dikonsumsi sendiri. Tentu hal ini dapat
membantu menjaga kesehatan keluarga, karena vitamin C dalam dosis yang cukup berguna
untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit.
Selanjutnya jika petani telah terbiasa dengan tanaman Markisa, mereka bisa
menamamnya untuk tujuan komersial, apalagi jika ada industri yang menunjang, dalam hal ini
membeli buah Markisa produksi petani.
Bagi pengemar tanaman unik, Markisa pun dapat ditanam dan dimanfaatkan sebagai
pergola, karena sifat tanamannya yang merambat dan tumbuh dengan sulur sukur yang panjang
dan penuh daun, maka dapat ditanam sebagai tanaman rambatan di pergola, yang berfungsi
sebagai peneduh sekaligus menghasilkan buah yang kaya vitamin C, enak dan menyegarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumeru. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press
Hermani dan Mono. R. 2006. Tanaman Berkhasiat Anti Oksidan. Penebar swadaya: Jakarta.
Hutagalung, L, dkk. 1996. Petunjuk Teknis Teknologi Menunjang Agribisnis Markisa asam Di
sumatera Utara. Medan : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Gedong Johor.
Rusmunandar, 1986. Mengenal Tanaman Buah – buahan. Bandung : Sinar Baru
Semangun, Haryono. 2000. Penyakit – penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan ( Spermatophyta ). Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
http://markisaslemanorganik.com/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=42
pukul 15.35 WIB
http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s3_99/noridah.htm pukul. 14.45 WIB
http://iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=240 pukul. 15.15 WIB
http://markisaslemanorganik.com/index.php?option=com_content&task=view&id=21&Itemid=1
pukul 14.45 WIB
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=124%3Ateknologi-produksimarkisa&
catid=47%3Apanduanpetunjuk-teknis--brosur-&Itemid=53&showall=1 pukul. 14.50 WIB
http://markisaslemanorganik.com/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=42
pukul 15.15 WIB
LAMPIRAN
Biji markisa biji ditanam di kapas kecambah
Tgl 27 Maret 2009 tgl 30 Maret 2009 tgl 7 April 2009
Tgl 8 april 2009 tanaman markisa dewasa buah markisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar